Sudah pernah merasakan tahu Sumedang? Gurih memang. Tapi, bagaimana rasanya jika tahu yang ukurannya kecil itu dicampur dengan bawang merah, bawang putih mentah ditambah cabai rawit dicampur air asam?. Ingin merasakannya? Cicipi Tahu Gejrot. Kuliner khas Cirebon yang tidak pernah kehilangan penggemar. Tidak hanya ada di daerah asal, penjaja tahu gejrot bisa ditemukan di sejumlah lokasi wisata di Ibu Kota. Salah satunya di sekitaran Pasar Baru, Jakarta Pusat. Menggunakan meja yang ukurannya tidak besar. Bu Iis setiap sore membuka lapak yang tidak jauh dari sudut gang kelinci. Per piring harganya Rp8 ribu. "Mau pedas atau tidak? Kalau pedas cabainya lebih dari lima biji, tapi kalau sedang cukup tiga biji saja," ucapanya kepada pembeli. Menggunakan cobek, satu siung bawang merah dan putih ditambah beberapa cabai rawit hijau dan gula merah "diulek" atau dihaluskan. Tidak lupa, ia menaburi garam secukupnya agar rasanya tidak hambar. Selanjutnya, beberapa biji tahu dipotong-potong di sebuah piring kecil. Racikan yang sudah dihaluskan tadi ditaburkan ke tumpukan tahu. Terakhir, air asam/cuka dituangkan secukupnya. Dengan sebatang lidi kecil atau tusuk gigi, tahu gejrot siap dimakan. Membuat kuah, memasukkan air, gula merah, kecap manis, air asam, direbus sampai matang hingga terlihat kuah berwarna kecokelatan. Tidak sedikit penikmat kuliner ketagihan dengan paduan cita rasa uniknya yang asam, manis, dan pedas sekaligus. Penyajiannya pun bermacam-macam. Ada yang menggunakan piring kecil dari tembikar, piring kecil kaca (lepek), cobek kecil maupun sterofoam menambah kesan unik dan tradisional. Jenis tahunya tidak hanya tahu Sumedang saja yang bisa dipakai. Jika tidak ada maka tahu pong atau tahu gembos lain juga bisa digunakan, khususnya bagi Anda yang tidak berdomisili di Jawa Barat, DKI Jakarta dan sekitarnya. Di Kota Pahlawan (Surabaya), tahu khas Cirebon itu juga bisa ditemukan di dekat SPBU Joyoboyo. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014