Tulungagung (Antara Jatim) - Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur ,terdeteksi mengalami peningkatan 11 persen selama kurun Januari hingga April 2014, kata Komisioner Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Tulungagung, Ifada, Selasa.
Peningkatan itu diduga dipicu oleh aktivitas prostitusi terselubung di dua kompleks eks-lokalisasi yang sebenarnya telah ditutup semenjak 2012, katanya.
"Tercatat sebanyak 86 pasien ODHA (orang dengan HIV/AIDS) yang teridentifikasi di klinik VCT selama empat bulan terakhir. Tahun lalu kasusnya tercatat sebanyak 741 ODHA, sekarang bertambah jadi 827 ODHA," terang
Jumlah itu sangat mungkin akan terus bertambah. Sebab, kata Ifada, banyak ODHA yang diprediksi enggan melakukan pemeriksaan ke klinik VCT yang disediakan di RSUD dr Iskak maupun layanan kesehatan keliling yang selenggarakan dinas kesehatan setempat.
Upaya KPA bersama dinkes dalam mengidentifikasi persebaran salah satu jenis penyakit paling mematikan di dunia itu semakin terkendala lantaran dua lokalisasi pelacuran yang menjadi kawasan risiko tinggi kini telah ditutup pemerintah, namun aktivitas terus berlangsung secara terselubung.
Penutupan lokalisasi memungkinkan para PSK dengan masalah kesehatan ini melakukan aktivitas transaksi seksual tanpa terpantau oleh dinkes, baik selama masih berada/tinggal di dalam area eks-lokalisasi maupun di luar.
"Ini yang sangat kami sesalkan dan khawatirkan atas kebijakan penutupan Lokalisasi Ngujang di (Kecamatan) Ngantru dan Kaliwungu di (Kecamatan) Ngunut," ujarnya.
Pantauan Antara, di dua eks-Lokalisasi Ngujang Kecamatan Ngantru dan eks-Lokalisasi Kaliwungu Kecamatan Ngunut aktivitas prostitusi kini dilakukan secara terselubung melalui semacam rumah kafe karaoke yang menyediakan sejumlah kamar khusus.
Di tempat yang sama disinyalir juga menjadi sentra penjualan minuman keras ilegal dari berbagai merek dengan omset penjualan mencapai ribuan botol per bulannya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014