Rusaknya tanaman di Taman Bungkul akibat kegiatan PT Unilever berupa bagi-bagi es krim secara gratis pada Minggu (11/5), dinilai Ketua Komisi D Bidang Kesra DPRD Surabaya Baktiono bahwa yang merusak taman adalah warga Surabaya sendiri. "Adanya peristiwa tersebut merupakan bukti bahwa warga Surabaya masih belum tersejahterakan atau jauh dari kecukupan. Apalagi warga yang hadir di acara bagi-bagi es krim di sekitar kawasan Kebun Binatang Surabaya (KBS) jumlahnya cukup besar atau mencapai belasan hingga puluhan ribu orang," ucap politisi PDIP itu. Oleh karena itu, Baktiono menyatakan seharusnya tidak perlu wali kota mengarahkan permasalahan ini ke meja hijau. "Sabtu-Mingu diperbaiki selesai, peristiwa itu hendaknya menjadi evaluasi bersama. Tidak hanya kegiatan bagi-bagi es krim, melainkan evaluasi secara menyeluruh," tukasnya. Lain halnya dengan pandangan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati). "Seharusnya dalam memanfaatkan fasilitas taman, semua orang mempunyai tanggung jawab yang tinggi untuk ikut menjaganya," tutur Direktur Eksekutif Yayasan Kehati, MS Sembiring (14/5). Menurut dia, taman memang sudah seharusnya digunakan sebagai fasilitas umum, tetapi para penggunanya harus sadar mereka harus tetap menjaga lingkungan taman. Terlebih lagi, kerusakan juga menimpa tanaman langka yang meliputi lima tanaman langka, yaitu bintaro merah, beringin putih, joklan, anggur laut, dan pagoda. Oleh karena itu, MS Sembiring meminta pengelola acara untuk lebih bijaksana dalam memilih lokasi kegiatan. Jika harus menggunakan taman, maka penyelenggara harus memiliki tanggung jawab yang tinggi untuk ikut menjaga taman tersebut. "Penyelenggara acara seharusnya justru ikut memberikan pendidikan pada masyarakat tentang menjaga lingkungan. Kepedulian terhadap lingkungan harus dimulai dari hal yang kecil, salah satunya adalah ikut menjaga keberlangsungan taman kota," paparnya. Namun, pemerintah daerah juga harus lebih proaktif dalam menjaga taman-taman kota misalnya dengan memperjelas peraturan dan izin sehingga penggunanya akan lebih bertanggung jawab. "Taman kota adalah bentuk pelestarian keanekaragaman hayati di luar kawasan konservasi. Tanaman langka yang berada di taman dapat menjadi referensi dan edukasi terhadap publik," tukasnya. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014