Surabaya (Antara Jatim) - Konsumen di Surabaya optimistis menghadapi kondisi perekonomian mendatang terkait pemilihan umum (Pemilu) Tahun 2014 yang tergambar dari beberapa indikator perekonomian hasil survei Bank Indonesia, kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah IV Jawa Timur, Dwi Pranoto. Dwi Pranoto di Surabaya, Selasa, mengungkapkan, keoptimisan konsumen di Surabaya terlihat dari hasil Survei Konsumen (SK) di Kota Pahlawan pada periode Maret 2014 yang Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) naik sebesar 4,3 poin yaitu dari 117,2 (Februari 2013) menjadi 121,5 pada bulan Maret 2014. "Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) kembali meningkat, setelah bulan lalu turun hingga 9,8 poin. Peningkatan optimisme ini juga didorong oleh membaiknya Indeks Kondisi Ekonomi saat ini (IKE) sebesar 2,8 poin dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) sebesar 5,9 poin," katanya. Kenaikan angka IKE itu terutama didorong oleh peningkatan optimisme untuk seluruh indikator pembentuknya yakni persepsi keyakinan konsumen atas ketersediaan lapangan kerja saat ini. Selain itu, persepsi kondisi penghasilan pada masa kini, dan persepsi keyakinan konsumen untuk membeli barang tahan lama (durable goods). "Indeks masing-masing meningkat 5,4 poin, 2,9 poin dan 0,1 poin," ujarnya. Sementara itu, kenaikan IEK justru disebabkan oleh peningkatan optimisme konsumen terkait kondisi perekonomian mendatang, serta ketersediaan lapangan kerja enam bulan yang akan datang dengan masing-masing indeks naik sebesar 11,5 poin dan 11,6 poin. "Tapi, keyakinan konsumen terhadap kondisi penghasilan ke depan justru mengalami penurunan optimisme sebesar 5,4 poin. Kondisi itu juga berdampak pada penurunan keyakinan konsumen terhadap daya beli masyarakat," katanya. Selain itu, konsumen juga mengalami penurunan tingkat keyakinan dari sisi pengeluaran untuk pembelian kebutuhan konsumen sebesar 8,5 poin. Penyebabnya, di antaranya pengeluaran untuk pembelian kelompok bahan makanan (2,5 poin), pengeluaran konsumen untuk pembelian makanan jadi, minuman dan tembakau (1,8 poin), dan pengeluran pembelian barang di kelompok perumahan, listrik, gas, dan bahan bakar (1,1 poin). "Sementara itu, hasil survei keyakinan konsumen untuk indikator ekonomi lainnya masih menunjukkan kondisi yang positif," katanya. Akan tetapi, lanjut dia, ekspektasi konsumen untuk kondisi keuangan rumah tangga menunjukkan peningkatan. Hal Ini tercermin dari adanya kenaikan jumlah responden yang memiliki dana cadangan dari 26,7 persen menjadi 42,2 persen serta adanya kenaikan optimisme ekspektasi jumlah simpanan dalam enam bulan mendatang. "Dengan didominasi oleh simpanan dalam bentuk tabungan sampai satu bulan pendapatan. Sementara itu, dana cadangan rumah tangga berupa non-tabungan diyakini oleh konsumen akan dapat diperoleh dengan menjual/ menggadaikan barang berharga yang dimiliki, dan disusul dengan ketersediaan asuransi," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014