Banyuwangi (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, gencar membangun saluran irigasi di berbagai wilayah dalam memenuhi ketersediaan sumber daya air untuk mendukung peningkatan kinerja sektor pertanian. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas ketika dihubungi dari Surabaya, Selasa mengatakan selama tahun 2013, pihaknya telah membangun saluran irigasi di 325 titik, terdiri dari saluran primer sepanjang 7.000 meter, saluran sekunder 17.095 meter dan tersier 40.035 meter. "Pembangunan saluran irigasi itu merupakan kelanjutan dari tahun sebelumnya yang mencapai 500 titik irigasi," katanya. Selain saluran irigasi, lanjut bupati, Pemkab Banyuwangi juga sedang membangun Waduk Bajulmati yang diproyeksikan bisa mendukung intensifikasi dan ekstensifikasi lahan pertanian seluas 180 hektare. "Tantangan konversi lahan pertanian sangat luar biasa. Kami harus bekerja keras menjaga lahan pertanian dengan sejumlah regulasi, termasuk zonasi, lahan abadi dan aturan ketat untuk pengembangan sektor properti," ujarnya. Untuk lahan abadi pertanian, Pemkab Banyuwangi telah menyiapkan areal dengan luas sekitar 70.000 hektare yang tidak boleh diganggu gugat. Abdullah Azwar Anas menambahkan pihaknya terus memperluas penerapan "system of rice intensification" (SRI) dengan pupuk organik dan menjaga pasokan air. Saat ini, Kabupaten Banyuwangi masih surplus beras sekitar 260.000 ton per tahun. Sedangkan di bidang hortikultura, buah-buahan produksi daerah berjuluk "The Sunrise of Java" itu juga terus mengalami peningkatan, antara lain buah naga, jeruk, dan manggis. Data Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banyuwangi mencatat produksi buah naga pada 2013 mencapai 20.364 ton, meningkat dibanding tahun sebelumnya sebanyak 12.936 ton. Begitu juga produksi jeruk yang meningkat dari 140.602 ton menjadi 222.804 ton dan buah manggis dari hanya 9.000 ton melonjak hingga mencapai 23.000 ton. "Manggis Banyuwangi sudah diekspor sejumlah negara, seperti Singapura, Tiongkok, dan Timur Tengah. Kami akan melakukan pemberian nilai tambah dengan pengolahan kulit manggis agar nilai jual produk makin naik dan pendapatan petani juga meningkat," papar Anas. Menurut ia, kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai sekitar 46 persen dengan pertumbuhan rata-rata 5,5 hingga 6 persen pertahun. "Pertumbuhan itu lebih tinggi dibanding rata-rata sektor pertanian di Jatim yang hanya sekitar 3 persen. Untuk menggenjot sektor pertanian, kami juga menyiapkan insentif irigasi bagi pelaku usaha yang mau mengembangkan lahan pertanian," tambah bupati. (*)

Pewarta:

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014