Kediri (Antara Jatim) - Sejumlah jalur lahar yang digunakan untuk menampung aliran lahar dari Gunung Kelud (1.730 mdpl) di Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, penuh dengan material berupa pasir dan batu sisa letusan sebelumnya.
Ketua Satlak Penanggulangan Bencana Letkol Infanteri Heriyadi, Rabu mengatakan memang tidak bisa memprediksi sampai seberapa besar lahar yang nantinya akan mengalir jika Gunung Kelud meletus.
"Dalam situasi seperti ini, kami berusaha optimalkan agar lahar bisa mengalir maksimal. Namun yang lebih diutamakan, kami imbau masyarakat agar menghindari tempat ini," katanya dikonfirmasi terkait sejumlah jalur lahar yang dipenuhi material sisa letusan Gunung Kelud sebelumnya.
Ia mengatakan, memang sepanjang jalur lahar berbahaya jika didekati, sebab bisa terseret arus. Untuk itu, ia meminta agar masyarakat tidak mendekati jalur lahar.
Data di proyek Gunung Kelud, terdapat 11 jalur lahar, dan sebagian sudah penuh, serta sebagian hanya sedikit daya tampungnya. Namun, lainnya masih mampu menampung lahar. Jalur lahar tersebut tersebar di dua daerah, yaitu Kabupaten Kediri dan Blitar.
Jalur lahar di Kabupaten Kediri antara lain kantong lahar I Kali Konto di Desa Badas, Kecamatan Pare, sisa kapasitas tampungnya adalah 680.000 meter kubik, kantong lahar II Kali Konto di Desa Pare Lor, Kecamatan Kunjang sisa kapasitas tampungnya adalah 400.000 mete kubik.
Kantong lahar I Kali Serinjing di Desa Asmorobangun, Kecamatan Puncu sisa kapasitas tampungnya 254.290 meter kubik, kantong lahar II Kali Serinjing di Desa Wonorejo, Kecamatan Puncu sisa kapasitas tampungnya 138.833 meter kubik.
Kantong lahar Kali Ngobo Desa Trisulo, Kecamatan Plosoklaten, sisa kapasitas tampungnya adalah 1.672.500 meter kubik, dan yang penuh adalah kantong lahar Kali Sukorejo di Desa Jarak, Kecamatan Plosoklaten.
Sementara itu, di Kabupaten Blitar, kantong laharnya antara lain di Kali Badak, Desa Candirejo, Kecamatan Ponggok, sisa kapasitas tampungnya adalah 5.439.542 meter kubik, kantong lahar II Kali Badak, di Desa Jagoan, Kecamatan Ponggok, sisa kapasitas tampungnya adalah 1.587.500 meter kubik.
Kantong lahar I Kali Putih Desa Pasirharjo, Kecamatan Talun, sisa kapasitas tampungnya adalah 2.577.185 meter kubik, dan kantong lahar II Kali Putih di Desa Menjangankalung, Kecamatan Garum, dan terakhir adalah Kantong Lahar Kali Semut, Desa Soso, Kecamatan Gandusari, dengan sisa kapasitas tampungnya adalah 1.572.260 meter kubik.
Berdasarkan pengalaman, Gunung Kelud sudah meletus sampai 25 kali, terhitung sejak 1000 sampai 2007. Letusan itu menyebabkan korban jiwa yang jumlahnya mencapai ribuan jiwa, serta korban materiil serta ternak.
Pada letusan 1990, diketahui 33 orang meninggal dunia, 43 lainnya luka-luka, serta kerugian materiil baik rumah rusak, serta kerusakan lahan pekarangan. Sementara, pada letusan 2007, tidak ada kerusakan, sebab letusan itu bersifat "efusif" atau tertahan.
Dandim 0809 Kediri itu juga menyebut, tim Satlak Kabupaten Kediri juga terus melakukan persiapan untuk evakuasi warga, di antaranya dengan memasang tenda untuk dapur umum dan pos kesehatan.
Tenda itu dipasang di empat kecamatan yang terdampak letusan Gunung Kelud, yaitu Kecamatan Ngancar, Kepung, Plosoklaten, dan Puncu.
Tim sampai saat ini juga terus melakukan pendataan pasti warga yang akan dievakuasi. Dari hasil pendataan, ada sekitar 66 ribu jiwa. Mereka akan ditempatkan di 78 titik pengungsian yang akan digunakan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014