Bojonegoro (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, memprediksikan banjir luapan Bengawan Solo fase II di wilayah itu sesuai tingginya curah hujan berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika akan datang pertengahan Februari.
"Kami memprediksikan dampak tingginya curah hujan pada Februari ini bisa mengakibatkan banjir luapan Bengawan Solo dengan ketinggian air pada papan duga di Bojonegoro maksimal 15,60 meter, lebih besar dibandingkan banjir Desember 2013 yang ketinggiannya 15,54 meter," kata Bupati Bojonegoro Suyoto, Selasa.
Ia menyampaikan hal itu dalam rapat dengan jajarannya, juga berbagai instansi terkait lainnya yang terlibat dalam tim penanggulangan banjir.
Lebih lanjut ia memperkirakan tingginya curah hujan Februari juga akan menimbulkan sedikitnya lima kali banjir bandang di daerahnya yang disebabkan meluapnya anak sungai Bengawan Solo.
Oleh karena itu, ia meminta jajarannya juga berbagai pihak terkait lainnya untuk mempersiapkan rencana penanganan atau "menggauli" banjir sebaik mungkin, di antaranya, mempersiapkan lokasi pengungsian, dapur umum, juga menyediakan bahan banjiran.
"Tolong dievaluasi secara cermat kebutuhan apa saja yang kurang. Yang jelas prinsip penanganan banjir harus ada kepastian korban bisa hidup normal," tandasnya.
Ia juga meminta jajarannya mewaspadai munculnya orang yang mengemis bersamaan dengan datangnya banjir dengan alasan karena tidak memperoleh bantuan.
"Saya minta Satpol PP menangkap orang yang berusaha memanfaatkan banjir sebagai ajang untuk mengemis," katanya, menegaskan.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Amir Syahid menjelaskan sesuai informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) intensitas hujan tinggi pada daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo akan terjadi Februari.
Ia menyebutkan BNPB memperoleh data dari BMKG mengenai curah hujan di sepanjang DAS Bengawan Solo yang besarnya berkisar 201-399 mm (atas normal 116-150 persen) pada Februari dan berkisar 301-400 mm (normal 85-115 persen) pada bulan Maret.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014