Surabaya (Antara Jatim) - Pihak pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa) menyambut dingin wacana liar yang dilontarkan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar mengenai sengketa Pilkada Jatim yang menyatakan sebenarnya Khofifah-Herman menang.
"Apalagi yang harus dipermasalahkan? Pilkada Jatim sudah selesai bahwa MK menolak gugatan pasangan Khofifah-Herman. Kami tidak terlalu memikirkan masalah tersebut," ujar Kuasa Hukum pasangan Karsa , Trimoelja D. Soerjadi, ketika dikonfirmasi wartawan di Surabaya, Minggu.
Menurut dia, keputusan MK sudah benar karena gugatan yang diajukan pasangan Khofifah-Herman relatif bisa dimentahkan.
"Kalau tak percaya, lihat saja risalah sidangnya. Ada tidak gugatan yang benar-benar kuat dan tak bisa kami tanggapi dengan baik? Kami jamin tidak ada," kata dia.
Selain itu, lanjut Trimoelja, masyarakat Jatim bisa merasakan bagaimana pelaksanaan Pilkada Jatim yang relatif tenang dan tidak ada masalah apapun. Bahkan, KPU Jatim dan Bawaslu menyatakan bahwa Pilkada relatif tidak ada insiden signifikan.
Ia sendiri mempertanyakan klaim Akil Mochtar yang menyatakan bahwa yang menang adalah pasangan Khofifah-Herman. Padahal, ada selisih 1,7 juta suara dan ditambah tak ada bukti adanya kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan massif.
"Saya penasaran dengan cara apa Akil bilang bahwa pasangan Khofifah-Herman yang menang Pilkada. Ini yang akan kami cari tahu, ada apa dibalik lontaran kalimatnya itu," kata dia.
Bahkan, ia mencontohkan salah satu jenis permasalahan yang digugat. Yakni, soal kecurangan suara. Pasangan Khofifah-Herman hanya menyebut tanpa alasan jelas, ada pengondisian di sejumlah TPS untuk memenangkan pasangan Karsa.
"Selain tak bisa menyebut TPS mana saja, kami bahkan membawa bukti ada sejumlah TPS yang justru pasangan Khofifah-Herman mendapat seratus persen suara, tidak ada yang golput dan nol untuk pasangan lainnya. Justru indikasi-indikasi tersebut mengarah ke penggugat," katanya.
Pihaknya mengaku selama ini telah menjadi korban kampanye hitam yang sangat keras. Menurut Trimoelja, memang pasangan Karsa adalah pasangan petahana, tapi bukan berarti pasangan yang tidak jujur.
"Jadi, kalau selama ini pihaknya lebih memilih untuk tidak terlalu banyak berkomentar, itu karena tidak ingin menambah polemik. Kami curiga bahwa ada yang mengatur, dan setiap bantahan wacana dari kami pasti langsung dibalas. Ini yang sudah tidak sehat," katanya.
Sementara itu, di bagian lain, Pakar Politik Universitas Airlangga Surabaya Haryadi mengatakan bahwa wacana yang berkembang terkait pernyataan Akil tersebut lebih kental nuansa politisnya.
"Karena, tidak bisa dengan Akil menyebut bahwa pasangan Khofifah-Herman menang, kemudian lantas dipercaya kebenarannya. Kalau selisih sebanyak itu dihapuskan maka tentu Akil pasti punya bukti kuat kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan massif. Harusnya, Akil menunjukkan bukti tersebut," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014