Surabaya (Antara Jatim) - Pendaftaran mahasiswa baru lewat jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) atau prestasi yang dibuka politeknik negeri se-Indonesia sejak 1 Februari hingga 29 April 2014, tidak menggunakan hasil ujian nasional sebagai persyaratan.
"Bukan kami tidak percaya UN yang hanya sesaat itu, tapi karena 38 PN (Politeknik Negeri) se-Indonesia membuka pendaftaran jalur PMDK-prestasi sejak Februari hingga 29 April yang saat itu hasil UN belum ada," kata anggota panitia pusat PMDK-PN, Wiratmoko Yuwono, di Surabaya, Rabu.
Di sela-sela sosialisasi PMDK-PN yang diikuti kepala sekolah dan guru SMK di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) itu, dosen PENS itu menjelaskan pemerintah menunjuk PENS sebagai pengelola PMDK-PN secara nasional.
"Kami menyiapkan infrastruktur IT dan manajemen pengelolaan untuk PMDK itu sejak pendaftaran yang diawali oleh pihak sekolah dan akhirnya dilanjutkan oleh siswa, tapi di setiap daerah ada panitia lokal," katanya.
Namun, katanya, pendaftaran dapat dilakukan dengan "entry" secara "online" (dalam jaringan/internet), sehingga tidak perlu datang ke kampus, apalagi pendaftaran PMDK-PN itu tidak perlu tes, melainkan penilaian rekam jejak siswa sejak semester 1 hingga 5.
"Rekam jejak itu dapat dilakukan dengan pengisian nilai rapor dan prestasi siswa oleh sekolah, baik prestasi akademik maupun non-akademik, seperti olimpiade, seni, olahraga, dan sebagainya," katanya.
Selanjutnya, siswa akan diberi "password" oleh sekolah untuk mengevaluasi keterangan dari sekolah dan mengisi formulir pendaftaran terkait program studi yang dipilih. "Prodi yang dipilih maksimal tiga prodi dari dua politeknik," katanya.
Ditanya kemungkinan manipulasi data oleh pihak sekolah dan siswa, ia mengatakan hal itu akan dicek ulang dengan akreditasi sekolah. "Kalau sekolah dengan akreditasi A akan langsung kami percaya, tapi kalau akreditasi B atau C akan kami cek secara cermat," katanya.
Mengenai kuota jalur PMDK (prestasi), ia mengatakan kebijakan setiap politeknik mungkin berbeda, namun PENS akan menyaring 50 persen dari jalur PMDK (prestasi) dan 50 persen dari jalur mandiri.
"Meski tanpa tes dan pendaftarannya gratis, kami menerapkan tes untuk jurusan tertentu, seperti menggambar. Kami juga tidak menerima peserta yang tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, dan tuna daksa, tapi kalau buta warna sebagian masih memungkinkan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014