Jakarta (ANTARA News) - Rusuh Sidang MK, satu karya foto jurnalistik karya pewarta foto Kantor Berita ANTARA, Fanny Octavianus, ditetapkan menjadi foto berita terbaik tahun ini, menempatkan pewarta foto itu sebagai peraih Penghargaan Adinegoro 2014 untuk kategori Foto Berita. Keterangan Koordinator Lomba Adinegoro 2014, Maria D Andriana, di Jakarta, Jumat malam, menyatakan, karya foto yang memperlihatkan betapa porak-poranda Kantor Mahkamah Konstitusi pada medio November 2013 itu mendapat nilai total 251, mengungguli 129 karya lain hasil kiriman peserta dari 16 media massa nasional. Dewan Juri Penghargaan Adinegoro 2014 untuk kategori Foto Berita terdiri dari Direktur Galeri Foto Jurnalistik ANTARA, Oscar Motulloh, kurator fotografi, Yudhi Soerjoatmodjo, dan fotografer lepas, Enny Nuraeni, menetapkan Fanny Octavianus sebagai pemenang pada 17 Januari ini. Pemenang akan menerima Penghargaan Adinegoro 2014, plakat, dan uang tunai senilai Rp50 juta pada puncak Hari Pers Nasional 2014, di Bengkulu, pada 9 Februari nanti, yang direncanakan akan dihadiri Presiden Susilo Yudhoyono. 10 karya terbaik alias 10 besar karya foto jurnalistik juga akan dipamerkan dalam Pameran Pers Hari Pers Nasional 2014 itu. "Dibandingkan karya foto jurnalistik yang disiarkan, karya-karya yang masuk masih belum optimal, sehingga untuk memilih 10 besar saja juri harus 'bekerja keras'," kata Enny. "Banyak peristiwa terjadi di Indonesia, sehingga para wartawan bisa lebih mengapresiasi peristiwa itu untuk disertakan dalam ajang penilaian Penghargaan Adinegoro, yang sejauh ini menjadi penghargaan paling bergensi bagi wartawan nasional," kata dia. Tidak jauh, pendapat serupa juga diutarakan Yudhi, yang menilai para peserta kurang mampu menggali obyek yang sesuai dengan tema yang ditetapkan, yaitu Demokrasi dan Citra Bangsa; hanya "mendekati" kriteria itu saja. Tentang Rusuh Sidang MK, dia pandang, fotografer berita pembuatnya mampu menampilkan situasi pada saat peristiwa sudah usai namun masih tetap bisa memberikan makna yang jelas. "Foto itu berbicara seperti satu simbol dan memberi suasana segar di tengah foto-foto lain," kata dia. Dia juga menyukai foto lain yang masuk 10 besar, yaitu foto yang memperlihatkan Akbar Tandjung sedang memencet hidung Joko Widodo pada Peci Dus Dur Untuk Jokowi karya Andhika Wahyu, juga fotografer berita Kantor Berita ANTARA), atau Kecanduan Smartphone karya Roderick A Mozez dari kompas.com. Oscar berpendapat, Dewan Juri memilih foto karya Fanny itu, karena dinilai sesuai tema dan berbicara tentang ketidakadilan pun penegakan hukum. "Foto ini memperlihatkan elemen simbolik atas fakta jurnalistik mengenai penegakan hukum dalam setahun dan juga mewakili foto serupa dalam 10 tahun terakhir. Gambaran reformasi," kata dia. Penghargaan Adinegoro diselenggarakan saban tahun untuk menilai karya jurnalistik terbaik Indonesia sepanjang tahun dimaksud, yang dibagi ke dalam enam kategori, yaitu foto berita, karikatur, tajuk rencana, berita jurnalistik investigasi, jurnalistik televisi, dan jurnalistik radio. Panitia Hari Pers Nasional juga memberikan Penghargaan Hari Pers Nasional untuk karya jurnalistik siber dan jurnalistik infotainment. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014