Jakarta (Antara) - Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menolak penghargaan sebagai Jenderal Besar yang sebelumnya diungkapkan oleh Panglima TNI Moeldoko dalam sambutannya di Rapim TNI - Polri di Jakarta, Kamis. "Terima kasih atas apresiasinya, terus terang beliau menolak, Presiden mengatakan itu (kebijakan memajukan TNI) memang sudah seharusnya dilakukan Presiden, memang itu tugas dan kewajiban dari beliau, apa-apa yang dilakukan, kebijakan-kebijakan beliau dalam memajukan TNI memang itu seharusnya yang dilakukan," kata Mensesneg dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Kamis. Sebelumnya, Panglima TNI Moeldoko mengatakan, di bawah kepemimpinan Presiden Yudhoyono, TNI mampu memodernisasi diri dan juga alat utama sistem persenjataan (Alutsista). Selain itu juga sarana dan prasaran TNI serta kesejahteraan para prajurit. Selain pemberian renumerasi juga pembangunan rusunawa untuk rumah dinas dan sebagainya. Untuk itu, Panglima dalam kesempatan itu juga mengungkapkan apresiasinya terhadap kebijakan tersebut. "Semangat yang kuat dari bapak Susilo Bambang Yudhoyono untuk membangun TNI yang handal, kami TNI tidak salah kiranya kalau Jenderal Purnawirawan Susilo Bambang Yudhoyono mendapatkan anugerah jenderal besar saya kira sangat tepat kita berikan kepada Presiden," katanya. Mensesneg dalam kesempatan itu mengatakan, Presiden Yudhoyono memastikan untuk terus bekerja membangun negeri tanpa pamrih sebagaimana kewajiban dan amanah rakyat yang diberikan kepadanya. Sementara itu, Jenderal Besar dalam sejarah Indonesia dianugerahkan kepada tiga pemimpin militer yang dinilai sangat berjasa. Tiga pemimpin tersebut Jenderal Sudirman, Jenderal Abdul Haris Nasution dan Jenderal Soeharto.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014