Bojonegoro (Antara Jatim) - Kerugian banjir Bengawan Solo di Kecamatan Kanor, Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), mencapai Rp16 miliar lebih akibat tanaman padi seluas 1.608 hektare di daerah setempat tidak bisa dipanen. Camat Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Supi Haryono, Kamis, mengatakan tanaman padi seluas 1.608 hektare yang terendam air banjir itu sebagian besar baru berbuah, sehingga tidak mungkin bisa dipanen paksa. Ia memperhitungkan besarnya kerugian tanaman padi yang rusak terendam air banjir mencapai Rp10 juta/hektare, sehingga karena luasnya mencapai 1.608 hektare, maka besarnya kerugian mencapai Rp16 miliar. "Tanaman padi yang terendam air banjir yang bisa dipanen paksa hanya sebagian kecil. Lainnya ya rusak karena sudah terendam air banjir beberapa hari," jelasnya. Menurut dia, genangan air banjir dari luapan Bengawan Solo telah melanda sejumlah desa di Kecamatan Kanor. Hanya saja, katanya, genangan banjir terbesar melanda areal pertanian, sedangkan pemukiman warga yang terendam air banjir hanya sekitar 400 unit. Ditanya perbaikan tanggul Bengawan Solo di Kanor yang bocor, ia menjelaskan masih dalam proses pengerjaan. "Di titik lokasi tanggul yang tingkat kebocorannya kecil bisa teratasi dengan cara diuruk dengan tanah, tapi yang bocornya besar masih dalam proses pengerjaan dengan cara juga diuruk dengan tanah," tuturnya. Ia menjelaskan pelaksanaan perbaikan tanggul Bengawan Solo yang bocor dipimpin tim dari Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah. "Teknisnya pengurukan tanah dilakukan dari tepi, kemudian baru menguruk di lokasi tanggul yang bocornya besar," tandasnya. Ia menyebutkan tangul bocor yang perlu diuruk dengan tanah panjangnya sekitar 15 meter selebar 3 meter sedalam sekitar 1,5 meter. "Kebutuhan tanah uruk dan pasir diperkirakan sebanyak 300 meter kubik untuk mengatasi tanggul bocor," jelasnya. Data di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro mencapai 15,40 meter (siaga III-merah), Kamis pukul 16.00 WIB. Di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer dari kota Bojonegoro, dalam waktu bersamaan ketinggian air Bengawan Solo mulai turun menjadi 26,37 meter. "Ketinggian air di Bojonegoro stabil, sedangkan di daerah Lamongan, dan Gresik masih akan naik," jelas seorang petugas di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Pandu. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013