Bojonegoro (Antara Jatim) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan banjir luapan Bengawan Solo di hilir Jatim belum aman, meskipun di Bojonegoro air banjir mulai surut.
"Ketinggian Bengawan Solo di Bojonegoro surut, tapi di daerah hulunya di Ndungus Ngawi ketinggian Bengawan Solo kembali naik," kata Kasi Operasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, Kamis.
Apalagi, menurut dia, perjalanan air banjir Bengawan Solo baik yang melalui sungai utama di Sembayat Gresik maupun Sudetan Plangwot Lamongan ke Laut Jawa berjalan lambat, disebabkan air laut pasang.
Tidak hanya itu, katanya, sejumlah anak sungai Bengawan Solo di Bojonegoro dan sekitarnya juga airnya penuh, sehingga menambah konstribusi debit banjir.
Data di UPT Bengawan Solo, ketinggian air Bengawan Solo di Ndungus, Ngawi, yang semula sudah dibawah siaga banjir kembali naik menjadi 6,20 meter (siaga I-hijau), Rabu (18/12) pukul 24.00 WIB.
Begitu pula, di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, air Bengawan Solo juga naik menjadi 26,55 meter, Kamis pukul 06.00 WIB.
Namun, ketinggian air pada papan duga di Bojonegoro turun menjadi 15,02 meter (siaga III-merah), Kamis pukul 06.00 WIB.
"Air di Bojonegoro rata-rata turun 1 centimeter per jamnya, tapi di hilirnya mulai Babat sampai Gresik air masih naik," jelas seorang petugas posko banjir di UPT Bengawan Solo Yono.
Ia menyebutkan ketinggian Bengawan Solo dalam waktu bersamaan di Babat 8,53 meter, Laren 6,04, Karanggeneng 4,64 meter dan Kuro 2,42 meter, semuanya di Lamongan.
"Air banjir di daerah hilir, mulai Babat sampai Ngresik untuk hari ini masih naik dengan status semuanya siaga III," ujarnya, menegaskan.
Data di Pemkab Bojonegoro, genangan banjir luapan Bengawan Solo di daerah setempat merendam 143 desa yang tersebar di 15 kecamatan, di antaranya, Kecamatan Trucuk, Kalitidu, Dander, Kota, Kapas, Balen, Kanor dan Baureno.
Warga yang terkena dampak banjir sebanyak 8.482 kepala keluarga, di antaranya, sebanyak 1.675 jiwa mengungsi. Banjir juga merendam areal tanaman padi seluas 4.860 hektare dan palawija 661 hektare dengan perkiraan kerugian mencapai Rp6,327 miliar lebih.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013