Surabaya (Antara Jatim) - Mantan Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor yang juga Wakil Gubernur Saifullah Yusuf atau akrab disapa Gus Ipul membantah melakukan intervensi menjelang konferensi wilayah Ansor Jawa Timur yang digelar 20 Desember mendatang. "Tidak ada intervensi apa-apa dari siapapun, apalagi dari saya. Intervensi seperti apa?" katanya kepada wartawan ketika ditemui di Kantor Gubernur Jatim, Jalan Pahlawan Surabaya, Senin. Intervensi menjelang Konferwil yang digelar di Pondok Pesantren Sunan Drajat Lamongan tersebut, muncul setelah beberapa cabang mengakui telah dipanggil oleh Gus Ipul di rumah dinasnya. Berdasarkan sumber internal di lingkungan Ansor Jatim, ada sebanyak 50 persen atau 20 cabang dari 40 cabang yang sudah dipanggil Gus Ipul. Tujuannya yakni memuluskan salah satu kandidat menjadi ketua, yakni Rudi Tri Wahid. "Ada tiga modus pemborongan suara cabang yang dilakukan, yakni dikondisikan pengurus pusat GP Ansor oleh Gus Makruf (orang dekat Gus Ipul), ditelepon langsung Gus Ipul dan dipanggil di rumah dinas Gus Ipul," ucap sumber tersebut. Selain itu, hingga saat ini ada beberapa pengurus cabang yang SK-nya sudah mati. Ada juga yang sudah menggelar konfercab, tapi belum keluar SK-nya dari pusat. Cabang-cabang yang seperti ini tidak akan dikondisikan, karena tidak memiliki hak suara. Menanggapinya, Gus Ipul mengaku tidak pernah memanggil cabang-cabang, apalagi melakukan pengkondisian melanggengkan salah satu kandidat menjadi ketua Ansor periode ke depan. "Saya mendukung semua kandidat dan saya doakan semoga semua jadi ketua semua. Tidak ada pengkondisian, pemanggilan, apalagi intervensi," kilah mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal tersebut. Sementara itu, sampai saat ini terdapat empat kandidat kuat pengganti Alfa Isnaeni, yakni, Wakil Ketua PW GP Ansor Jatim yang juga mantan Ketua PC GP Ansor Ngawi Rudi Tri Wahid, Ketua PC Ansor Jombang HM Sholahul'am Notobuwono, mantan Ketua PC Ansor Kabupaten Blitar Ahmad Tamim, dan Wakil Ketua PW GP Ansor Jatim Hendro Subiantoro. Salah seorang calon, HM Sholahul'am Notobuwono menanggapi hal ini saat dikonfirmasi mengatakan, jika memang benar kondisinya seperti itu berarti Konferwil Ansor sudah selesai alias "game over". "Seyogyanya Ansor itu menjadi organisasi pengkaderan calon pengurus NU ke depan. Atau, sebagai laboratorium sosio kultural dalam membaca dinamika di masyarakat, terutama masalah idiologisasi. Mestinya dilakukan dengan cara-cara yang mengedepankan etis," ucap Gus Aam, panggilan akrabnya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013