Berbeda dengan kampus lain, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya memiliki museum yang terletak di sisi barat Fakultas Kedokteran (FK) Unair, Jalan dr Moestopo, Surabaya. FK Unair memang berdiri pada 1 Juli 1913 dengan nama "Nederlandsch Indische Artsen School" (NIAS), dan dua bulan berikutnya menerima 30 mahasiswa kedokteran pada 15 September 1913. Fakta historis itulah yang melatarbelakangi pendirian "Museum Pendidikan Dokter di Surabaya". Jadi, museum yang resmi dibuka pada 17-10-2013 itu bukan museum kedokteran atau museum kesehatan. Ya, namanya museum pendidikan dokter, sehingga dokumen dan alat yang dipamerkan bukan sekadar terkait dengan bidang kedokteran atau kesehatan, sebab museum kedokteran/kesehatan itu sudah ada. Namun, museum di bekas gedung peninggalan Belanda yang diresmikan oleh Dekan FK Unair Prof Dr dr Agung Pranoto MSc Sp.PD K-EMD FINASIM itu merupakan museum pendidikan dokter di Surabaya sejak tahun 1913 hingga kini. Peresmian museum yang bertepatan dengan Seabad FK Unair (1913-2013) itu dengan disaksikan sejumlah alumni FK Unair dari berbagai angkatan, bahkan Menteri BUMN Dahlan Iskan sempat melihat-lihat isinya setelah memberi kuliah tamu pada Seabad FK Unair (18/10/2013). Tidak hanya itu, peresmian museum yang bermula dari gagasan mantan Dekan FK Unair tahun 1982-1985, Sentot Moestadjab Soeatmadji, itu pun dihadiri delegasi Institute for Medical Education di University of Medical Center Groningen, Belanda, dr JR Huizenga PhD. Di dalamnya ada sejumlah buku-buku, seribuan foto, beberapa alat kedokteran tempo dulu, dan sebagainya, termasuk toga wisuda dan ijazah. Semuanya merupakan pemberian alumni. "Ada juga SK Gubernur Jenderal Hindia Belanda Nomor 365 tentang pendirian NIAS pada 1913," ucap salah seorang penggagas museum itu, Sentot Moestadjab Soeatmadji. Di museum itu juga ada mikroskop kuno era Belanda, jarum suntik dari masa ke masa, alat operasi, foto rontgen orang Indonesia pertama, dan piagam penghargaan yang diterima dokter Jawa dr Soetomo yang juga pendiri Boedi Oetomo. Selain itu, ada pula dokumen surat lahirnya bayi tabung pertama yang diberi nama oleh Ibu Negara Ny Tien Soeharto pada tahun 1992. "Bu Tien Soeharto memberinya nama Kensinarsih dan pemberian nama itu dengan surat resmi yang tersimpan di museum itu," tutur Sentot. Baginya, museum kedokteran itu untuk mengenang proses pendidikan dokter dan kemajuan teknologi kedokteran di FK Unair. "Museum itu sudah direalisasikan pada Juni 2005, namun tidak memadai, lalu dipindah ke dekat perpustakaan," paparnya. Namun, banyak alumni yang mendukung akhirnya ruangan yang ada tetap kurang memadai juga, maka Panitia 100 Tahun FK Unair akhirnya memanfaatkan momentum Seabad FK Unair dengan mewujudkan museum yang lebih representatif untuk wisata sejarah. Museum itu dibuka untuk umum setelah Seabad FK Unair berakhir (20/10/2013), namun penataan isi museum diperkirakan tuntas pada akhirnya tahun ini. "Jadi, masyarakat umum akan dapat mencermati sejarah pendidikan kedokteran di Surabaya secara lengkap pada awal tahun 2014," tukasnya. (*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013