Bojonegoro (Antara Jatim) - Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) bekerja sama dengan PMI Bojonegoro, Sabtu membentuk pusat informasi dan konseling remaja (PIK) yang bertugas melakukan sosialisasi pencegahan pernikahan dini. Kepala Bidang KB BPPKB Bojonegoro Muslih, didampingi Sekretaris PMI Sukoha Widodo, mengatakan usaha pembentukan PIK dilakukan dengan merekrut 22 remaja anggota Palang Merah Remaja (PMR) yang usianya berkisar 19-24 tahun. Para remaja itu, katanya, memperoleh gambaran tujuan pembentukan PIK yaitu bertugas melakukan sosialisasi pencegahan perkawinan usia dini kepada remaja lainnya, selain juga memperoleh materi mengenai masalah lainnya yang berkaitan dengan para remaja. "Para remaja yang kami rekrut juga bertugas melakukan sosialisasi kepada remaja lainnya mengenai berbagai masalah, mulai bahaya narkoba, bahaya HIV, sex bebas, hamil di luar nikah juga yang lainnya berkaitan dengan masalah remaja," katanya, menegaskan. Lebih lanjut ia menjelaskan perkawinan usia dini terutama di pedesaan masih banyak terjadi karena faktor orang tua yang ketakutan kalau memiliki anak perempuan tidak laku. "Di pedesaan Bojonegoro banyak orrang tua yang mengawinkan anak perempuannya yang usianya berkisar 14-20 tahun karena khawatir anaknya kalau terlalu tua tidak laku," tandasnya. Namun, ia tidak bisa menyebutkan data jumlah rata-rata perkawinan usia dini yang terjadi di pedesaan di daerahnya setiap tahunnya. "Sesuai laporan BPPKB Jatim untuk perkawinan remaja dengan usia berkisar 14-20 tahun di Bojonegoro cukup tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya di Jatim," ujarnya. Ia mengaku pernah melakukan koordinasi dengan Kementerian Agama (Kemenag) mengenai masih tingginya perkawinan usia dini di daerahnya. Namun, katanya, Kemenag tidak bisa mencegah atau melarang, sebab di dalam ketentuan yang ada anak berusia 14-20 tahun bisa dinikahkan. "Yang jelas pencegahan perwakinan usia dini juga bertujuan untuk mencegah terjadinya ledakan penduduk," ucapnya. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013