Blitar (Antara Jatim) - Sejumlah imigran gelap yang ditampung di Blitar, Jawa Timur, terpaksa menjalani perawatan di Rumah Sakit Mardi Waluyo, kota setempat, karena menderita gangguan perut. Dokter RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar dr Mia Melinda, Senin mengatakan kondisi tubuh mereka lemah. Rata-rata mereka mengalami nyeri perut atau asam lambung, sehingga memerlukan perawatan. "Sakit itu (nyeri perut atau asam lambung) disebabkan karena mereka tudak makan beberapa hari serta kelelahan," katanya. Ia mengatakan, pihak rumah sakit sudah memberikan perawatan kepada sejumlah imigran gelap yang menderita sakit itu. Setidaknya, ada delapan imigran yang sempat dirawat akibat sakit. Mereka antara lain Ruun Abdulloh (30), yang diketahui menderita nyeri perut dan infeksi saluran pencernaan akut (ISPA), Naimah (22) menderita nyeri perut, Fatimah (32) sakit asam lambung, Moh Basir (17) panas badan. Mereka dirawat di ruang bougenvil rumah sakit itu. Imigran lainnya adalah Mustofa Ahmad (21) menderita nyeri perut, serta Salmah (21) sakit disentri. Keduanya dirawat di ruang mawar rumah sakit tersebut. Selain itu, masih terdapat pasien imigran lainnya yaitu Saida Mohamed (23) yang sedang hamil. Ia dirawat di ruang flamboyan, serta Hammar (1), balita itu menderita diare dan dirawat di ruang nusa indah. Dokter Mia mengatakan belum bisa memastikan sampai berapa lama para pasien imigran itu akan dirawat di rumah sakit, karena semuanya terkandung dengan perkembangan kesehatan mereka. Pihak Kepolisian Resor Kota Blitar berjaga di lokasi tempat perawatan para pasien imigran itu, mencegah mereka meninggalkan lokasi rumah sakit. Sebelumnya, Polres Tulungagung menggagalkan upaya penyelundupan sekitar 126 imigran gelap dari berbagai negara di kawasan Timur Tengah, Asia Selatan, serta Afrika. Para pengungsi yang mayoritas berasal dari Somalia, Srilanka, Irak, Iran, dan sebagian Myanmar tersebut digerebek polisi pada Sabtu (7/9) dinihari, sekitar pukul 03.00 WIB, sesaat setelah tiba di sekitar Pantai Brumbun, Tulungagung. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013