Surabaya (Antara Jatim) - Calon Gubernur Jawa Timur Eggi Sudjana mengaku siap membantu dengan memberikan masukan demi pembangunan Jatim jika nanti dirinya dimintai saran oleh gubernur terpilih. "Kalau diminta saran, tentu kami sangat berkenan karena ini demi kemajuan Jatim. Apalagi, saya sudah terlanjur jatuh cinta dengan Jatim, sehingga apapun akan saya lakukan," katanya dikonfirmasi per telepon dari Surabaya, Selasa. Ia berharap, gubernur terpilih nantinya akan mengadopsi salah satu program pasangan Eggi Sudjana-Muhammad Sihat (Beres), yakni pembukaan rekening Bank Jatim bagi warga yang tidak mampu. Meski belum pasti dinyatakan kalah karena penetapan hasil penghitungan manual belum dilakukan, namun pria kelahiran Jakarta tersebut mengaku akan kembali beraktivitas seperti sebelum maju dalam Pilkada Jatim 2013, yakni sebagai seorang pengacara. Sudah bukan rahasia umum bahwa pria berkaca mata tersebut namanya sudah malang-melintang di dunia hukum dan tercatat beberapa kali menangani kasus nasional. "Saya ini awalnya pengacara, jadi tentu akan kembali juga. Hukum sudah menjadi dunia saya dan akan mengabdi di dalamnya," kata pengacara yang pernah menangani kasus mantan Bupati Garut Aceng Fikri tersebut. Selain itu, ia akan mengembangkan lebih luas lagi ormasnya, Suara Independen Rakyat Indonesia (SIRI). Ormas tersebut, kata dia, sudah menjadi bagian sukses meloloskannya sebagai salah satu calon gubernur dan membuat sejarah di Pilkada Jatim. "Pilkada kali ini memiliki catatan tersendiri bagi SIRI, yang mana bisa mengantar kadernya sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Jatim. Ini sebuah langkah nyata dan diharapkan merembet ke Pilkada lainnya," kata dia. Kendati demikian, pihaknya masih belum mau menyerah dalam perebutan kursi Jatim-1, namun pria yang dikenal sebagai aktivis ini juga berjanji akan menerima apapun hasil penghitungan manual yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim pada 7 September. Bahkan, Eggi sudah berkoordinasi dengan tim pemenangannya untuk tidak melakukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) seusai penetapan karena memang tidak memiliki cukup bukti akurat tentang kecurangan selama pelaksanaan Pilkada. "Sampai sekarang belum ada bukti kuat, sehingga kami memutuskan tidak akan menggugat ke MK dan legowo menerima apapun hasilnya. Artinya, Allah SWT belum menakdirkan saya untuk memimpin provinsi ini. Tapi inilah yang terbaik dan siapapun gubernurnya, kami ucapkan selamat," katanya. Sesuai hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, menempatkan pasangan Eggi-Sihat berada di urutan terakhir atau nomor 4, dengan suara berkisar antara 2-3 persen saja. Menanggapi bakal adanya gugatan dari calon lain, Eggi mengaku menghormatinya. Menurut dia, selama tim pemenangan tidak puas dan memiliki data maupun bukti kuat untuk memasukkan ke ranah hukum, hal itu diperbolehkan karena sudah ada undang-undang yang mengaturnya. Baginya, pelajaran paling berharga yang didapat dalam Pilkada Jatim yakni sebuah pesan moral ke masyarakat bahwa tidak selamanya siapapun yang ingin berkiprah di dunia politik harus melalui partai politik. "Ini menjadi bukti bahwa tanpa partai bisa berkiprah ke politik, sehingga seseorang yang terjun di dalamnya tidak terbebani oleh aturan dan sikap partai yang saya anggap masih jauh dari kebenaran," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013