Oleh Abd Kadir Makassar (Antara) - Pemain Persebaya yang juga sebagai korban penyerangan, Akbar Rasyid, mendesak pihak kepolisian segera menangkap pelaku perusakan rumahnya di Jalan Regge I Makassar pada 23 Juli dan 8 Agustus 2013. Akbar Rasyid di Makassar, Selasa, mengatakan bahwa polisi juga tidak lagi mempunyai alasan menunda-nunda karena saksi yang diminta sudah lengkap. Pihaknya baru saja membawa saksi tambahan demi mempercepat penyelidikan. Dirinya juga mengaku prihatin dengan kondisi yang terjadi. Apalagi kejadian itu justru terjadi di saat bulan Ramadhan dan Idul Fitri. "Polsek Tallo di media mengatakan belum bisa melakukan tindakan karena saksi yang masih kurang. Makanya Senin pagi (12/8) kita kembali bawa saksi tambahan. Saya kira polisi tidak lagi punya alasan dan segera menangkap pelakunya," jelasnya. Mantan Pemain Persisam Samarinda itu menjelaskan sangat berharap kondisi ini segera terselesaikan demi rasa keadilan. Apalagi persoalan itu membuat agendanya ikut terganggu. Dirinya mengaku terpaksa tidak memenuhi panggilan bergabung dalam tim di Surabaya karena masih mengurus masalah itu. "Saya seharusnya sudah bergabung dalam tim Minggu (11/8). Namun, karena lambatnya kinerja polisi sehingga membuat saya memilih tetap di Makassar. Saya juga berharap pengertian tim dan pelatih atas keterlambatan saya bergabung," ucapnya. Sebelumnya, mantan pemain PSM Makassar itu telah mengungkapkan kekecewaannya terhadap kinerja Polsek Tallo. Sebab kejadian penyerangan tersebut tidak sakali namun berulang-ulang. Pihaknya juga menilai aparat tidak serius untuk menangani dan mencegah terjadinya penyerangan susulan. Pada penyerangan 23 Juli 2013, sejumlah pemuda tidak hanya menyerang dan merusak rumah. Gerombolan ini juga menjarah sejumlah barang yang dijarah seperti uang tunai, ponsel, 15 bola, dan televisi. Bahkan orang tuanya terkena panah. Pengrusakan sekelompok pemuda yang diduga berasal dari Jalan AR Dg Ngunjung Makassar tersebut melakukan pengrusakan dengan melempari rumah Akbar dan warga sekitar serta menghancurkan jendela, pagar, pintu dan lain-lain. Selanjutnya, pada penyerangan kedua yang bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri, kelompok pemuda tersebut kembali melakukan pengrusakan bagian luar dan dalam rumah termasuk kloset (WC) rumah ikut dihancurkan. "Keluarga kami saat ini terpaksa mengungsi ditempat yang lebih aman. Mudah-mudahan kejadian ini cepat selesai agar keluarga bisa kembali berkumpul," ujarnya. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013