Bojonegoro (Antara Jatim) -Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jatim, mengimbau petani di sepanjang daerah irigasi Waduk Pacal menanam palawija pada musim tanam (MT) III Juli-September guna menekan serangan hama. "Kalau petani memaksakan diri menanam padi kembali akan memicu berkembangnya serangan hama wereng," kata Kasi Operasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, Jumat. Ia menjelaskan tanaman palawija akan memotong perkembangan hama wereng di areal pertanian di sepanjang irigasi Waduk Pacal. Apalagi, katanya, tanaman padi di sepanjang irigasi Waduk Pacal, di antaranya di Kecamatan Sukosewu, Kapas, Balen, Sumberrejo dan sekitarnya, pada MT II sebagian diserang hama wereng. "Kalau petani tetap menanam padi jelas perkembangan hama wereng akan semakin cepat. Sesuai jadwal tanam seharusnya pada MT III petani menanam palawija," jelasnya. Hal senada disampaikan Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan (OP) Dinas Pengairan Bojonegoro Hefdi Taufik yang juga menyebutkan imbauan petani tidak menanam padi sulit bisa terwujud. "Kami sudah melakukan sosialisasi di lapangan, tapi petani tetap memilih menanam padi tanpa mempedulikan resiko serangan hama wereng," jelas Hefdi. Sesuai data, Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, dalam kondisi penuh, maka ketinggian airnya pada papan duga mencapai 115,60 meter dengan volume 23 juta meter kubik. "Air Waduk Pacal tidak dikeluarkan sejak 19 Mei lalu, sebab tidak ada permintaan air dari para petani," katanya, menegaskan. Bahkan, lanjutnya, saat ini air Waduk Pacal masih memperoleh tambahan air, sebab di daerah tangkapan airnya masih turun hujan. Oleh karena itu, katanya, debit air Waduk Pacal yang keluar melalui saluran pelimpas cukup besar dengan ketinggian air sekitar 0,30 meter karena masih ada tambahan air hujan. Waduk Pacal yang dibangun Belanda pada 1933 mampu menampung air hujan sebesar 42 juta meter kubik. Akibat faktor usia dan mengalami pendangkalan, daya tampung Waduk Pacal menyusut hanya tinggal 23 juta meter kubik dan mampu mengairi areal pertanian seluas lebih dari 16 ribu hektare. UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Solo, memperkirakan sedimen yang masuk waduk mencapai 15 ribu meter kubik per tahun, akibat rusaknya daerah tangkapan air di wilayah setempat. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013