Kediri (Antara Jatim) - Sekitar 150 mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kediri, Jawa Timur, dalam unjuk rasanya mengkritik rencana pemberian bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) terkait rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak. "Program BLSM itu alat pencitraan penguasa. SBY telah menyakiti rakyatnya. Kebijakanya tidak pro-rakyat," kata Koordinator aksi Eko Agung Prasetyo, Kamis. Aksi mahasiswa dari empat perguruan tinggi di Kediri itu unjuk rasa di gedung DPRD Kota Kediri. Sebelumnya, massa berkumpul di Taman Sekartaji dan berjalan kaki ke gedung DPRD. Mahasiswa juga menggelar teaterikal saat unjuk rasa itu. Dalam aksi itu, digambarkan seorang petani dan dua kerabatnya terpaksa menuntun kendaraan karena kehabisan BBM. Mereka juga tidak mampu membeli, karena harganya yang sudah tidak terjangkau. Mereka juga membawa keranda mayat sebagai bentuk matinya hati nurani pemerintah. Mereka meminta perwakilan dari Fraksi PDIP dan PKS yang komitmen untuk menolak rencana kenaikan harga BBM untuk membubuhkan tanda tangan di kain kafan yang digunakan membungkus keranda tersebut. Selanjutnya, keranda itu dibakar. Aksi itu mendapatkan kawalan yang ketat dari Polres Kediri Kota. Mereka meninggalkan kantor DPRD Kota Kediri ke lokasi pertemuan semula, taman sekartaji. Sampai saat ini, mahasiswa itu masih berkumpul di taman itu dan belum membubarkan diri. Pemerintah berencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Pemerintah pun menyiapkan empat skema pemberian bantuan untuk mengurangi beban masyarakat terkait dampak rencana tersebut. Teknis pemberian bantuan itu masih dibahas di DPR. Rencananya, pemberian bantuan itu selama lima bulan dengan nominal Rp150 ribu per bulan. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013