Pacitan (Antara Jatim) - Sejumlah nelayan mengkritik hasil sementara pembangunan jalur maupun kolam labuh bagi kapal-kapal tradisional di Pantai Jetak, Desa Jetak, Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
"Tanggul pemecah ombaknya (break water) tidak cukup kuat untuk menahan gempuran ombak yang bisa mencapai satu hingga dua meter. Sangat berbahaya jika digunakan untuk lego jangkar (kapal)," kata salah satu nelayan setempat, Rosaid, Rabu.
Kritik serupa juga disampaikan sejumlah nelayan di Pantai Jetak. Mereka rata-rata mengeluhkan struktur tanggul di area kolam labuh yang tidak berfungsi baik.
Selain terlalu rendah, struktur tanggul yang barusan dibangun menggunakan anggaran ratusan juta rupiah tersebut dinilai tidak terlalu kuat.
Para nelayan khawatir sarana vital yang berfungsi sebagai pemecah ombak tersebut porak-poranda dihajar gelombang laut selatan yang dikenal ganas.
"Hempasan ombak yang besar dapat merusak perahu dan mengancam keselamatan nelayan," timpal Darno, nelayan lainnya di Pantai Jetak.
Dengan pertimbangan itu, para nelayan seperti Rosaid dan Darno lebih memilih menambatkan perahu di wilayah pantai Tawang, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo.
Rosaid berpendapat, seharusnya bagian "break water" diubah menjadi lebih panjang ke arah selatan atau ke arah laut, sehingga mampu meredam terjangan ombak.
Jika tidak, fungsinya tidak dapat optimal. "Kalau diubah, mungkin nelayan bisa bersandar," cetusnya.
Menanggapi kritik tersebut, Kabid Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pacitan, Bambang Marhaendrawan berdalih bahwa pembangunan sarana labuh memang belum selesai sehingga fungsinya juga belum optimal.
"Pengerjaannya baru 40 persen. Kami menggunakan jasa konsultan dari UGM Yogyakarta untuk mengevaluasi agar kolam labuh nanti berfungsi maksimal sesuai perencanaan," jelas Bambang.
Jalur atau kolam labuh di Pantai Jetak dibangun sejak tahun 2009 dengan anggaran mencapai Rp900 juta yang berasal dari dana alokasi khusus (DAK). (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013