Beijing (Antara/AFP) - China pada Sabtu meminta Amerika Serikat untuk berhenti melakukan campur tangan terhadap masalah-masalah dalam negerinya. Permintaan itu dinyatakan Beijing setelah AS mengimbau dilakukannya pertanggungjawaban secara penuh terhadap kekerasan Lapangan Tiananmen 1989 menjelang peringatan terjadinya peristiwa itu. "Kami meminta pihak AS untuk membuang prasangka politik, memperlakukan kemajuan yang dicapai China dengan benar, segera memperbaiki kesalahan-kesalahannya serta berhenti mencampuri masalah dalam negeri China agar tidak merusak hubungan China-AS," kata juru bicara menteri luar negeri China, Hong Lei, dalam pernyataan pers seperti dikutip oleh kantor berita Xinhua. Komentar tersebut muncul sebagai tanggapan atas pernyataan yang disampaikan oleh juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki pada hari Jumat menjelang peringatan peristiwa Tiananmen tanggal 4 Juni. "Peringatan ke-24 tahun terjadinya penindasan kejam pada demonstrasi di Lapangan Tiananmen pada tanggal 4 Juni mendorong Amerika Serikat untuk mengenang hilangnya nyawa orang-orang yang tidak berdosa secara tragis," kata Psaki. "Kami kembali mengimbau pemerintah China untuk mengakhiri kekerasan terhadap mereka yang berpartisipasi dalam aksi-aksi unjuk rasa serta secara penuh melakukan pertanggungjawaban menyangkut mereka yang tewas, ditahan atau hilang." Tentara-tentara China menewaskan ratusan pengunjuk rasa yang disebut sebagai "anti-revolusioner" saat berlangsungnya demonstrasi pro-demokrasi di Beijing. Sejauh ini, pemerintah China tidak memberikan angka resmi tentang jumlah warga yang tewas karena penindasan tersebut --yang dikutuk secara luas oleh masyarakat dunia dan mengakibatkan Beijing dikucilkan untuk sementara di panggung internasional. Menurut catatan tidak resmi, jumlah mereka yang tewas berkisar antara 200 hingga lebih dari 3.000 orang. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013