Siapapun tahu bahwa putra mantan Presiden BJ Habibie, yakni Dr Ing Ilham Akbar Habibie, merupakan seorang insinyur, namun di hadapan 150 peserta "Young Engineers and Scientists (YES) Summit 2013" di Grha ITS Surabaya (10/5), ia justru menyoal peran insinyur dan ilmuwan. "Sebagai insinyur maupun ilmuwan seharusnya kita mampu untuk berperan dalam meningkatkan produktivitas bangsa ini agar tidak menjadi bangsa konsumtif selamanya," ucap bos PT Ilhatbi Rekatama itu. Dalam kuliah umum yang juga menampilkan Sekjen Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Rubiyanto, ia mengatakan pola konsumtif yang dilakoni masyarakat Indonesia merupakan imbas dari ketidakmampuan bangsa ini bersaing di level dunia. "Kita biasa menggunakan sepeda motor produksi negara lain, sayang negeri ini belum memiliki sepeda motor produksi sendiri. Karena itu, inilah peranan kita sebagai insinyur dan ilmuwan," paparnya, bersemangat. Ketua Presidium ICMI itu mengatakan peran insinyur dapat dimulai dengan memanfaatkan kekayaan alam yang ada, seperti maritim, agroindustri, dan panas bumi Indonesia. "Proses itu bisa dimulai dari sekarang, seperti tindakan Korea yang membuat mobil di era 1970-an, namun hasilnya baru dirasakan belakang ini," kilahnya. Menurut dia, 30 tahun lalu, Korea ditertawakan oleh Amerika dan Jepang karena membuat mobil nasional, namun hasilnya dapat terlihat saat ini. "Karena itu, para ilmuwan atau insinyur dapat berkolaborasi dengan dunia industri dalam negeri untuk pengembangan dunia keteknologian nasional," tegasnya. Ia berpendapat kerja sama para insinyur dengan industri dalam negeri tidak hanya akan mengembangkan keteknologian, namun juga dapat mengurangi konsumsi (ketergantungan) terhadap produk luar negeri. Jadi, Ilham Habibie sebagai insinyur menyoal dua peran insinyur secara nyata yakni peran insinyur untuk mengurangi pola konsumtif dan melakukan persiapan melalui kolaborasi dengan industri dalam negeri. (*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013