Sejumlah lembaga pendidikan mulai tingkat TK hingga SMA menganjurkan para siswanya mengenakan pakaian tradisional kebaya lengkap dengan sanggul konde setiap kali memperingati hari lahir Ibu Kartini. Bahkan, tidak kalah serunya, ibu-ibu PKK di tingkat kelurahan hingga kecamatan menggelar berbagai kegiatan lomba untuk memperingati hari lahir tokoh perempuan nasional yang dinilai telah membebaskan kaum perempuan dari keterbelengguan memperoleh pendidikan. Sebagian besar masyarakat Indonesia menilai Kartini telah memberi peluang besar pada kaum perempuan untuk mendapatkan hak-haknya melihat "dunia luar" yakni hak yang sama dengan kaum pria dalam memperoleh pendidikan formal. Harus diakui kaum perempuan di Tanah Air kini telah bebas mendapatkan keleluasaan memperoleh pendidikan itu, bahkan tidak sedikit yang melek teknologi infomrmasi, sehingga mampu menjangkau dunia luar yang tak terbatas melalui dunia maya. Dunia luar juga melihat bahwa dalam dunia politik keterwakilan perempuan Indonesia bisa dijadikan indikator kesetaraan gender. Bahkan kini perempuan Indonesia juga memasuki ranah yang biasa menjadi kancah kaum pria, yakni di ajang balap motor. Panitia gelaran balap motor "Pertamina Enduro Comet KYT R9 BRT The Master of Matic Race 2013" di Sirkuit Kartini Sentul Jawa Barat, menyiapkan kelas khusus wanita sebagai rangkaian peringatan Hari Kartini, 20-21 April. Pada kejuaraan seri pertama dari lima seri yang direncanakan oleh promotor Trendypromo Mandira pimpinan Helmy Sungkar ini akan mempertandingan sembilan kelas termasuk kelas khusus wanita ini. "Kelas yang dilombakan sama dengan tahun lalu. Hanya saja sekarang ditambah kelas khusus wanita untuk memperingati Hari Kartini," kata pimpinan perlombaan Toddy Andries. Begitu banyak ragam kesempatan dan penghargaan yang diberikan kepada kaum perempuan di Indonesia. Tapi, sayang sekali, banyaknya penghargaan dan kesempatan yang diberikan itu masih harus dicemari dengan ulah jahil kaum pria yang memanfaatkan sisi lemah kaum hawa itu dan yang lebih memprihatinkan banyaknya kasus pelecehan seksual pada anak yang kerap diberitakan media akhir-akhir itu sebagian besar datang dari orang-orang terdekat mereka. Data yang terkuak cukup memprihatinkan karena angka kasus asusila yang membuat kaum perempuan tersebut terpuruk terus meningkat dari tahun ke tahun, apalagi pelaku tindak kekerasan atapun asusila pada anak justru dilakukan oleh orang terdekat. Sejumlah kasus diketahui pelaku adalah keluarga, tetangga, bahkan sesama rekan. Data dari Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) pada 2011, terdapat 2.509 laporan kekerasan, 2012 naik menjadi 2.637 laporan. Dari laporan kasus kekerasan yang sudah diteliti oleh Komnas PA itu tercatat khusus kasus kekerasan seksual pada 2011 hanya 59 persen dan naik pada 2012 menjadi 62 persen. Untuk menekan meningkatnya angka kasus asusila tersebut dibutuhkan peran serta semua pihak, terutama orang-orang terdekat dari anak-anak perempuan yang bakal tumbuh dewasa itu. Sekalipun pertumbuhan mereka dibutuhkan waktu yang cukup lama, tapi yang terpenting janganlah dihancurkan masa depan mereka agar juga bisa berperan mewujudkan cita-cita Kartini. "Jangan biarkan mereka layu sebelum berkembang". (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013