Jakarta (Antara) - Presidium Majelis Pekerja Buruh Indonesia Said Iqbal mengatakan gerakan buruh selalu akan berjuang untuk tidak boleh ada pengurangan subsidi negara.
"Terlebih (pada pengurangan subsisi negara) yang berdampak pada kesejahteraan rakyat dan buruh," katanya dalam penjelasan di Jakarta, Rabu malam.
Ia mengatakan menyikapi hasil rapat koordinasi para menteri dengan gubernur se-Indonesia pada Selasa (16/4), tentang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi Rp6.500 - Rp7.000, maka Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) yang beranggotakan lebih empat juta buruh menyatakan menolak hal tersebut.
Unsur buruh tersebut, yakni dari Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), Federasi Serikat Pekerja Tekstil, Sandang, dan Kulit (DPN FSPTSK), Federasi Serikat Buruh Indonesia (FSBI), Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) dan Serikat Pekerja Indonesia (SPIN).
Untuk itu, MPBI memastikan akan ada aksi penolakan buruh di seluruh Indonesia, termasuk pada saat aksi "May Day" dengan melibatkan satu juta buruh pada 1 Mei 2012.
Kemudian, pada 16 Agustus akan melakukan mogok nasional 10 juta buruh.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013