Trenggalek (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur menemukan dua warga yang positif menderita "multi drug resistant (MDR) tuberculosis (TB) atau yang kebal terhadap obat antituberkulosis (OAT).
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Trenggalek, Suparman, Sabtu mengatakan, dua pasien tersebut ditemukan akhir 2012 dan awal tahun ini.
"Saat ini meraka sudah kami kirim ke RSUD Syaiful Anwar, Malang, untuk menjalani perawatan. Karena untuk TB-MDR ini memerlukan penanganan khusus serta membutuhkan biaya yang cukup besar," katanya.
Menurut dia, untuk pengobatan satu pasien yang positif TB resisten obat membutuhkan biaya sekitar Rp150 juta dengan masa perawatan mencapai dua tahun.
Sampai saat ini biaya perawatan dan obat-obatan terhadap pengidap TB-MDR ditanggung oleh pemerintah Indonesia melalui bantuan dari Pemerintah Belanda.
Namun, lanjut Parman, bantuan itu hanya untuk pengobatan tuberculosis-nya saja, sedangkan penyakit penyertanya ditanggung sendiri oleh pasien atau keluarganya.
Suparman menjelaskan, untuk mengantisipasi penularaan penyakit yang diakibatkan dari kuman "mycobacterium tuberculosis" ini, pihaknya langsung melakukan pemeriksaan terhadap 20 orang dari keluarga, tetangga atau yang sering berhubungan dengan pasien.
"Risiko penularan MDR-TB itu lebih mengkhawatirkan dibanding TB biasa, karena apabila seseorang telah tertular maka dia juga kebal terhadap obat TB (OAT). Pemeriksaan serupa juga kami lakukan terhadap TB biasa," katanya.
Sementara itu dari data di Dinas Kesehatan Trenggalek, selama triwulan pertama tahun ini ditemukan 30 penderita TB baru.
Jumlah tersebut lebih kecil dibanding dengan trimulan pertama tahun 2012 yang mencapai 59 kasus.
"Kalau tahun lalu totalnya ada 269 yang positif BTA (basil tahan asam), sedangkan yang negatif BTA sebanyak 280. Kami berharap para pasien ini rutin berobat agar bisa sembuh total," ujarnya.
Suparman menambahkan, penularan penyakit TB terjadi melalui udara yang tercemar dengan bakteri mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TB tersebut batuk.
Sedangkan pada anak-anak mayoritas sumber infeksinya berasal dari penderita dewasa.
"Penyakit ini mudah sekali menyerang orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah dan nantinya bakteri yang masuk ke dalam tubuh itu akan berkumpul di paru-paru dan berkembang biak," katanya.
Selain itu bakteri TB juga dapat menyebar melalui pembuluh darah, oleh sebab itu paparan TB dapat menyerang seluruh organ tubuh. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013