Surabaya (AntaraJatim) - Pembina elemen Bonek Mengzoonk, Siti Rafika Hardhiansari, menyesalkan timbulnya korban akibat bentrokan yang mengakibatkan seorang pemuda tewas sebelum pertandingan antara Persegres GU melawan Arema Malang di Gresik pada Kamis (7/3) sore. "Kami atas nama bonek dan warga mengucapkan belasungkawa dan turut berduka cita atas tragedi penganiayaan hingga timbul korban jiwa. Kami sangat menyesalkannya," ujarnya ketika dikonfirmasi, Jumat pagi. Menurut dia, kejadian tersebut bisa saja dihindari jika antarsuporter memiliki keterikatan dan rasa mencintai sepak bola nasional. "Kami akui, antara Bonek dan Aremania sering terjadi pergesekan, namun kejadian seperti ini bisa terhindarkan jika saling menahan diri dan tidak emosi. Kasihan karena sampai ada korban," katanya. Perempuan yang akrab disapa Fika tersebut berharap, peristiwa ini merupakan kasus terakhir yang terjadi di dunia sepak bola Indonesia. "Semua harus belajar dari kejadian sebelumnya. Semoga tidak ada aksi balas dendam dan semuanya sadar bahwa tujuan suporter memberikan dukungan bagi tim kesayangan," katanya. Tentang peristiwa bentrokan yang terjadi di Surabaya kemarin, Fika mengaku tidak bisa mencegahnya. Dia hanya bisa mengimbau agar menahan diri. Hanya saja, lanjut dia, rasa solidaritas membuat Bonek terpanggil. Apalagi mendengar ada korban meninggal dunia dianiaya kelompok suporter lain. "Bonek itu sekarang sudah dewasa dan berusaha memperbaiki citranya. Terbukti di setiap pertandingan kandang maupun tandang, Bonek tidak pernah berbuat ulah dan menghargai warga di kota lain. Bonek itu tidak akan marah kalau tidak dibuat marah," kata Fika. Seperti diberitakan, seorang suporter bernama Mohamad Erik Setiawan, warga Klagen, Kecamatan Wringinanom itu tewas saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ibnu Sina, Kabupaten Gresik. Pemuda 17 tahun itu tewas akibat bentrok antar-suporter yang terjadi di sepanjang Jalan Dr Wahidin, tepatnya antara Masjid Agung Gresik dengan Kantor Samsat, Gresik. (*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013