London (Antara/AFP) - Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan ia bersedia berunding dengan oposisi negara itu tetapi menolak mempertimbangkan mundur, dalam satu wawancara yang jarang dengan satu surat kabar Inggris. Bashar mengatakan ia mengusulkan dilakukan perundingan dengan pemberontak dalam usaha menghentikan krisis di Suriah dengan syarat pemberontak meletakkan senjata mereka, tetapi membedakan antara "kelompok-kelompok politik " ia ingin berunding dan "teroris-teroris bersenjata". "Kami siap berunding dengan siapapun termasuk kelompok pemberontak yang menyerahkan senjata-senjata mereka," kata Bashar kepada surat kabar The Sunday Times dalam wawancacara yang direkam video pekan lalu di kediamannya di Damaskus, istana Al-Muhajireen. "Kami dapat melakukan dialog dengan oposisi, tetapi kami tidak dapat melakukan dialog dengan para teroris." Tawaran perundingannya itu mengulangi pernyataan Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Muallem di Moskow pekan lalu-- pertama pernyataan seperti itu oleh seorang pejabat penting Suriah. Suriah dilanda konflik 23 bulan di mana PBB memperkirakan lebih dari 70.000 orang tewas tetapi Bashar menolak pendapat bahwa perang itu ada kaitannya dengan perannya yang tetap sebagai presiden. "Jika argumen ini benar, maka pengunduran diri saya akan menghentikan perang," kata Bashar."Jelas ini tidak masuk akal, dan preseden-preseden di Libya, Yaman dan Mesir menjadi saksi bagi tindakan ini." Bashar menuduh pemerintah Inggris ingin mempersenjatai "teroris-teroris" di negaranya. "Bagaimana kami mengharapkan mereka mengurangi aksi krkerasan sementara mereka mengirim pasokan-pasokan militer kepada para teroris dan tidak berusaha mendorong dialog antara msyarakat-masyarakat Suriah?" Inggris telah mendorong pencabutan larangan Eropa bagi pasokan senjata kepada pemberontak Suriah tetapi dalam satu pertemuan bulan lalu para menteri luar negeri Uni Eropa memutuskan mengizinkan hanya bantuan "non senjata" dan "bantuan teknis" kepada oposisi Suriah. Bashar menambahkan bahwa "Inggris memainkan satu peran yang tidak konstruktif dalam masalah-masalah konflik selama puluhan tahun, dan ada yang mengatakan selama ratusan tahun-- saya mengemukakan kepada anda persepsi itu dalam wilayah kami. "Masalah dengan pemerintah ini adalah retorika mereka yang dangkal dan belum matang hanya menyoroti tradisi hegemoni yang mengganggu orang yang lemah." Pemerintah Inggris kini terikat dengan satu embargo senjata Uni Eropa yang para menlu blok itu memutuskan tidak akan dicabut dalam satu pertemuan di Brussels 18 Februari. Menlu Inggris William Hague menyerukan perubahan pada larangan embargo senjata yang ada "agar kita daoat memberikan dukungan yang lebih luas kepada Koalisi Nasional," satu kelompok induk oposisi di Suriah. "Kita memberikan dukungan politik dan diplomatik yang kuat kepada mereka. Kita juga memberikan mereka bantuan dalam hal peralatan sekarang untuk membantu menyelamatkan nyawa penduduk," katanya, "Saya kita ada peralatan yang kita dapat berikan kepada mereka." Bashar dalam wawancaranya itu menolak pernyataan bahwa Inggris dapat memainkan satu peran konstruktif untuk menyelesaikan perang itu, dengan mengatakan: "Kami tidak mengharapkan seorahg pembakar rumah menjadi seorang pemadam kebakaran."(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013