Bojonegoro - Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jatim, menyisakan sebagian bantuan sembako dari sejumlah perusahaan dan masyarakat bagi korban banjir luapan Bengawan Solo beberapa waktu lalu untuk antisipasi kebutuhan mendadak.
"Kami menyisakan sebagian bantuan sembako dan bantuan lainnya untuk persediaan agar kalau sewaktu-waktu terjadi bencana tidak kesulitan membantu korban," kata Kepala BPBD Bojonegoro, Kasiyanto, Selasa.
Ia menjelaskan, penyaluran bantuan sembako, juga bantuan yang lainnya bagi korban banjir luapan Bengawan Solo di 97 desa yang tersebar di 13 kecamatan dilakukan secara bertahap sejak terjadi banjir 17 Februari lalu hingga terakhir Senin (25/2).
"Yang jelas semua korban banjir sudah menerima bantuan sembako juga bantuan yang lainnya tidak ada yang ketinggalan," ucapnya.
Ia merinci, bantuan yang diterima sembako 4.890 paket, makanan siap saji 662 paket, beras 2.900 kilogram, mie instan 138 dus, biskuit 10 pak dan alat kebersihan 500 paket.
Penyalur bantuan antara lain dari Bank Jatim, Perhutani Bojonegoro, Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Petrochina East Java (PPEJ), Mobil Cepu Limited (MCL), SKK Migas, Pertamina EP, Petrokimia, Telkomsel dan Telkom Bojonegoro.
Selain itu, juga makanan siap saji dari BPBD Provinsi Jatim, selain bantuan sembako dari Paguyuban Mobil Bojonegoro, juga berbagai pihak lainnya.
Jumlah bantuan yang sudah disalurkan bagi korban banjir, lanjutnya, sembako 4.174 paket, makanan siap saji 585 paket, beras 1.800 kilogram, mie instan 82 dus, biskuit 10 pak dan alat kebersihan berupa ember, sapu lidi juga yang lainnya sebanyak 500 paket.
Dengan demikian, jelasnya, sebagian bantuan yang masih disisakan sembako 743 paket, makanan siap saji 77 paket, beras 1.100 kilogram dan mie instan 56 dus.
Mengenai bantuan yang disisakan tersebut, ia memberikan batas waktu kalau April tidak terjadi bencana terutama luapan Bengawan Solo, bantuan yang tersisa itu akan disalurkan kepada panti asuhan.
Ia menambahkan, pola penyaluran bantuan dilakukan bekerja sama dengan camat dan perangkat di masing-masing wilayah yang dilanda banjir untuk menghindari agar tidak ada warga yang menerima bantuan ganda.
Sementara itu, Sekretaris BPBD Bojonegoro, MZ. Budi Mulyono, menambahkan, kesiapsiagaan menghadapi ancaman berbagai bencana tetap dilakukan dengan membuka posko bersama yang melibatkan berbagai instansi terkait.
"Posko bersama tidak hanya mewaspadai ancaman banjir Bengawan Solo, tapi juga bencana lainnya seperti angin puting beliung, yang berakhirnya hingga Maret," jelas Budi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013