Bojonegoro - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro mewaspadai ancaman banjir kiriman Bengawan Solo dari daerah hulu Jateng dan Ngawi yang kemungkinan bisa menambah debit banjir di daerah hilir.
"Air Bengawan Solo di daerah hilir Bojonegoro masih dibawah siaga banjir, tapi kami tetap waspada sebab Bengawan Solo di daerah hulu Jateng, juga Ngawi terjadi banjir," kata Sekretaris BPBD Bojonegoro MZ. Budi Mulyono, Jumat.
Ia juga meminta, warga di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo di wilayahnya meningkatkan kewaspadaan, dengan memperhitungkan air banjir di daerah hulu Jateng, juga Ngawi akan turun menambah debit air Bengawan Solo di daerah hilir.
"Apalagi kalau terjadi hujan lokal akan semakin menambah potensi debit banjir Bengawan Solo di Bojonegoro," ujarnya.
Ia menegaskan, posko bersama bencana yang dibuka di Kantor BPBD dengan melibatkan berbagai pihak masih tetap siaga selama 24 jam.
"Sesuai jadwal posko bersama akhir Februari baru berakhir," tuturnya.
Sementara ini, di Posko Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, mencatat ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro merangkak naik menjadi 12,18 meter Jumat pukul 15.00 WIB (siaga I - 13 meter).
Begitu pula, lanjut petugas di posko setempat, Dimas, ketinggian air di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 meter juga merangkak naik mencapai 26,10 meter, karena memperoleh pasokan air dari Ngawi.
"Laporan banjir Bengawan Solo di Ngawi ketinggian airnya mencapai 7,50 meter (siaga II) pukul 15.00 WIB," jelas dia.
Tidak hanya itu, lanjutnya, ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Jurug Solo, Jateng, hari ini juga sempat mencapai 7,48 meter pukul 06.00 WIB dan saat ini berangsur-angsur turun dengan ketinggian 5,99 meter.
Menanggapi ancaman banjir Bengawan Solo di daerah hilir Jatim itu, Kasi Operasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Mucharom, menyatakan, belum bisa memperhitungkan besarnya banjir kiriman dari daerah hulu.
"Yang jelas kita waspada, sebab di daerah hulu Jateng dan Ngawi terjadi banjir," jelas dia.
Ia memastikan, sudetan Bengawan Solo sepanjang 13,5 kilometer mulai Plangwot- Sedayu Lawas Lamongan yang mampu mengalirkan debit banjir sekitar 600 meter kubik per detik ke laut Jawa berfungsi normal.
"Sudetan Bengawan Solo pintunya tetap dibuka, masih berfungsi normal mengalirkan debit banjir ke laut Jawa," jelasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013