Bojonegoro - Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro, Jatim, Hariyono menyatakan kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di wilayahnya memasuki Februari ini cenderung menurun dibandingkan Januari, karena berkurangnya curah hujan. "Berkurangnya curah hujan mampu mempengaruhi penyebaran nyamuk Aedes Aigypti. Selain itu, juga kesadaran masyarakat melakukan langkah antisipasi mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aigypti," katanya di Bojonegoro, Rabu. Ia menyebutkan, pada Februari ini, jumlah penderita positif DBD, baik yang menjalani perawatan di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo, juga rumah sakit swasta lainnya, hanya empat penderita, jauh menurun dibandingkan penderita DBD Januari lalu yang mencapai 100 penderita. Bahkan, ia juga menyatakan, tidak ada penderita DBD yang meninggal dunia, dalam dua bulan terakhir ini. Meskipun jumlah kasus DBD cenderung turun, ia meminta masyarakat tetap waspada menghadapi ancaman penyebaran nyamuk Aedes Aigypti dengan melakukan gerakan 3 M (menguras, mengubur dan menutup tempat yang ada airnya). "Gerakan 3 M sangat diperlukan untuk membunuh jentik-jentik nyamuk," ujarnya. Lebih lanjut ia menjelaskan, telah melakukan "fogging" di berbagai daerah yang ditemukan kasus positif DBD pada tahun ini. Namun, lanjutnya, langkah "fogging", hanyalah membunuh nyamuk dewasa, sehingga tetap dibutuhkan gerakan 3 M, sebagai langkah membunuh jentik-jetik. Data di Dinas Kesehatan setempat, jumlah penderita DBD, pada 2012, sebanyak 627 kasus, empat penderita di antaranya meninggal dunia. Lokasi penderita DBD yang meninggal dunia yaitu di Desa Tejo, Kecamatan Kanor, Desa Kebonangung, Kecamatan Padangan, Desa Tulungrejo, Kecamatan Trucuk dan Desa Tambakromo, Kecamatan Malo. Jumlah penderita dan korban meninggal itu jauh meningkat dibandingkan, pada 2011, yang hanya 133 kasus, di antaranya satu meninggal dunia. "Sesuai data kasus DBD dalam dua tahun itu, kemungkinan jumlah kasus DBD tahun ini masih tetap tinggi," paparnya. (*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013