Kediri - Sejumlah warga Desa Mondo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menduga ambrolnya Jembatan Mondo yang menghubungkan Kabupaten Kediri dengan Tulungagung karena maraknya aktivitas galian pasir di sekitar jembatan. "Di sini ada galian pasir. Bahkan, saat mengambil pasir menggunakan mesin bego (pengeruk), sedangkan lokasi jembatan di dekat Sungai Brantas," kata Wahid (30), salah seorang warga Desa Mondo, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, di lokasi jembatan ambrol, Senin. Ia mengatakan, aktivitas penambangan itu sudah dilakukan sudah lama. Bahkan, saat tanah di sekitar jembatan longsor penambangan itu semakin marak. Setidaknya terdapat lebih dari 50 kali pengambilan pasir menggunakan bego atau alat pengeruk tersebut. "Bahkan, alat pengeruk itu juga sering lewat di bawah jembatan untuk mengambil pasir di sisi barat jembatan," ucapnya. Begitu juga dengan yang diungkapkan oleh Sholeh (25) warga lainnya. Sebenarnya, warga sudah melarang pengambilan pasir itu, bahkan sempat akan terjadi baku hantam antara warga dengan pemilik mesin yang tak lain warga sekitar. Ia mengatakan, pemilik mesin itu sudah tidak terlihat mengoperasikan kendaraan sekitar satu bulan ini di lokasi jembatan, namun rupanya dampaknya terlihat nyata. Longsor semakin luas terjadi di sekitar jembatan. Ada sekitar 3 hektare lahan perkebunan yang umumnya milik warga sudah tidak dapat digunakan karena longsor. Tanah itu sudah terhanyut ke Sungai Brantas yang jaraknya hanya sekitar 500 meter dari jembatan. Selain itu, terdapat sejumlah warga yang tinggal di sekitar jembatan. Mereka khawatir rumah mereka juga menjadi korban ikut ambrol karena tanah yang ada di dekat perumahan mereka sudah longsor. Sementara itu, sampai saat ini masih dipasang pengumuman tentang penutupan jalur secara total. Jalan itu sudah tidak dapat dilewati karena jembatan sudah ambrol mencapai lebih dari 50 persen, sementara retakan juga sudah mulai terjadi di jembatan. Para pengguna jalan terpaksa memutar jika ingin lewat sejauh sekitar 3 kilometer. Menanggapi hal itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kediri Agung Djoko Retmono mengatakan timnya sudah meninjau lokasi jembatan yang ambrol tersebut, bahkan timnya sudah melakukan survei ke lokasi. "Bisa jadi penyebab karena penambangan (penggalian pasir di Sungai Brantas), tapi saat kami survei, ternyata lokasi penambangan jauh," kata Agung. Ia menyebut, sudah melakukan pendataan jumlah titik penambangan yang ada di wilayah Kabupaten. Titik galian pasir itu tersebar di bantaran Sungai Brantas seperti di Kecamatan Mojo, Ngadiluwih, Purwoasri, Papar, dan sejumlah daerah lainnya. Ada sekitar sembilan titik yang terlihat dengan jumlah mesin diesel lebih dari satu tiap titik. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013