Bojonegoro - Pemkab Bojonegoro, Jawa Timur, memperoleh dana bagi hasil migas sebesar Rp387,7 miliar pada 2012 atau melampaui prognosa sebesar Rp282 miliar yang disebabkan harga minyak dunia di atas asumsi APBN dan melemahnya nilai rupiah. Kepala Dinas Pendapatan Pemkab Bojonegoro Herry Sudjarwo, Rabu, mengatakan perolehan dana bagi hasil migas yang diterima tahun ini,merupakan perhitungan dari realisasi minyak terjual di daerahnya sekitar 22 juta barel, lebih rendah dibandingkan dengan prognosa yang ditetapkan 24 juta barel. "Meskipun produksi minyak terjual turun, tapi karena harga minyak dunia di atas asumsi APBN, ditambah melemahnya nilai rupiah perolehan dana bagi hasil migas Bojonegoro lebih besar," paparnya. Ia menjelaskan harga minyak dunia rata-rata sekitar 119 dolar Amerika Serikat per barel, selama enam bulan pertama, jauh di atas asumsi harga minyak APBN 2012 sebesar 90 dolar per barel. Selain itu, kenaikan harga minyak di dalam asumsi APBN Perubahan, menjadi 105 dolar Amerika Serikat per barel, juga masih dibawah harga minyak dunia. "Perolehan dana bagi hasil migas Rp387,7 miliar itu sudah termasuk dana bagi hasil gas Rp2 miliar, juga dana alokasi bidang pendidikan yang jumlahnya mencapai Rp14 miliar, yang perhitungan bagi hasilnya 0,2 persen," katanya, menegaskan. Di lain pihak, lanjutnya, daerahnya juga memperoleh tambahan dana bagi hasil migas tahun lalu yang baru bisa disalurkan tahun ini sebesar Rp70,3 miliar. Lebih lanjut Ia menjelaskan produksi minyak siap jual dari sejumlah lapangan minyak di daerahnya ditetapkan sebesar 24 juta barel tahun ini, tapi realisasinya sekitar 22 juta barel yang disebabkan menurunnya produksi minyak lapangan Sukowati. Ia menyebutkan produksi minyak lapangan Sukowati yang dikelola Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Petrohina East Java (PPEJ) yang semula mencapai 40 ribu barel per hari, turun hanya sekitar 37 ribu barel per hari. Sementara itu, produksi lapangan Banyu Urip Blok Cepu di Desa Mojodelik, Kecamatan Ngasem, dengan operator Mobil Cepu Limited (MCL) tetap stabil sekitar 20 ribu barel/hari. "Perolehan dana bagi hasil migas Bojonegoro itu, juga berasal dari produksi lapangan minyak tua yang dikelola Pertamina EP Cepu dan Unitisasi Sukowati," ucapnya, menambahkan. (*).

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012