Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Abdul Hakim Mahfuudz atau Gus Kikin menegaskan bahwa modal utama NU adalah silaturahmi dan tradisi.
"Kalau silaturahmi dan tradisi diabaikan, maka NU akan lemah, karena itu silaturahmi harus dilestarikan, karena silaturahmi itu lebih penting daripada rapat pleno atau formalitas," kata Gus Kikin dalam keterangan yang diterima di Sidoarjo, Jumat.
Dalam forum silaturahmi PWNU Jatim yang dihadiri oleh empat perwakilan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) yakni PCNU Surabaya, PCNU Sidoarjo, PCNU Kota Mojokerto, dan PCNU Kabupaten Mojokerto di Sidoarjo, Kamis (11/12) tersebut, Gus Kikin menyebut bahwa forum silaturahmi tersebut dinilainya penting untuk mampu mendekatkan hati antar warga NU maupun para pengurus PCNU di masing-masing cabang.
PWNU Jatim sendiri, menurut Gus Kikin, telah melaksanakan silaturahmi dengan 24 PCNU guna mempererat keakraban dan persatuan antarwarga NU, karena menurutnya persatuan justru menghasilkan kemerdekaan dan juga kemajuan bagi bangsa.
Ia menilai melalui forum silaturahmi ini lah PWNU Jatim dapat menyatukan hati dan pikiran agar tak terjadi perpecahan di dalam tubuh organisasi masyarakat tersebut.
Wakil Rais Syuriyah PWNU Jatim KH Abdul Matin Djawahir turut mengamini pernyataan Gus Kikin tersebut. Ia menilai forum silaturahmi bukan hanya wadah para kyai berkumpul, melainkan sebuah alat untuk memperkuat pondasi persatuan dalam tubuh NU.
"Silaturahmi itu bukan cuma kumpul, tapi itulah yang membuat NU menjadi kuat, sehingga tidak terpengaruh dengan dinamika di atas," kata KH Abdul Matin.
Dalam kesempatan tersebut, perwakilan PCNU yang hadir juga turut memaparkan sejumlah program dan agenda di masing-masing organisasi sembari meminta bimbingan dari para tokoh senior organisasi demi menjaga persatuan dan kesatuan di masing-masing tubuh organisasi di tingkat cabang.
Editor : Astrid Faidlatul Habibah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025