Bojonegoro - BPBD Bojonegoro, Jawa Timur, masih belum membuka posko siaga darurat bencana yang melibatkan berbagai pihak dalam menghadapi bencana, karena masih melihat perkembangan kejadian bencana. "Pembentukan posko siaga darurat bencana dengan melibatkan berbagai pihak, masih menunggu perkembangan situasi kejadian bencana, terutama banjir luapan Bengawan Solo," kata Kepala BPBD Bojonegoro Kasiyanto, Rabu. Ia menjelaskan posko siaga darurat bencana, tetap akan dibuka kalau memang kondisi kejadian bencana, terutama banjir luapan Bengawan Solo, juga banjir bandang anak sungainya membutuhkan penanganan serius. "Posko siaga darurat bencana sudah dibuka sejak 1 November lalu, tapi masih sebatas personel lingkungan BPBD dalam menangani bencana, seperti banjir bandang di wilayah selatan, juga angin kencang," katanya, menjelaskan. Ia menyebutkan posko siaga darurat bencana, nantinya akan melibatkan Tim SAR gabungan 50 personel, satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dengan jumlah 40 personel, juga personel dari Kodim 0813 , kepolisian resor (polres) dan berbagai lapisan masyarakat. "Kita masih melihat perkembangan kejadian bencana yang terjadi. Kalau memang BPBD sudah kewalahan, baru kita buka posko siaga darurat bencana yang bersiaga selama 24 jam," katanya, menegaskan. Lebih lanjut ia menjelaskan pihaknya sudah mempersiapkan berbagai kebutuhan dalam menghadapi berbagai bencana yang kemungkinan terjadi pada musim hujan ini. Di antaranya, mobil bencana, mobil dapur lapangan, delapan unit tenda, juga dua unit perahu karet dan berbagai kebutuhan lainnya, seperti 20 ribu karung yang bisa dimanfaatkan mengatasi tanggul yang kritis. "Di sejumlah instansi terkait, seperti Brimob, Kodim 0813, juga tersedia perahu karet yang bisa dimanfaatkan," tandasnya. Kesiapsiagaan menghadapi bencana, menurut dia, juga sudah dilakukan dengan memberikan pelatihan SAR masyarakat kepada 80 warga di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo, yang daerahnya bisa menjadi langganan banjir Bengawan Solo. "Warga yang sudah memperoleh pelatihan SAR masyarakat ini disiagakan di desanya masing-masing agar ikut menangani bencana terutama banjir luapan Bengawan Solo," ucapnya, menambahkan. Pemetaan BPBD setempat, wilayah yang rawan dilanda banjir luapan Bengawan Solo sebanyak 77 desa yang tersebar di Kecamatan Dander, Kota, Malo, Kanor, Ballen, Kalitidu, Kapas dan Baureno. Sedangkan banjir bandang berpotensi melanda 59 desa yang tersebar di 15 kecamatan, di antaranya di Kecamatan Kepohbaru, Sukosewu, Dander, Temayang, Bubulan, Malo, Padangan, dan Kapas.(*).

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012