Pemkab Malang Targetkan Bebas Lahan Kritis 2013
Kamis, 1 November 2012 7:57 WIB
Malang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang menargetkan wilayah itu bebas dari lahan kritis pada 2013 dengan memanfaatkan berbagai teknologi dan penanaman pohon produktif.
Kepala Dinas Kehutanan Pemkab Malang MT Wardhana W, Kamis, mengatakan, untuk mengefektifkan upaya membebaskan lahan kritis tersebut, maka pohon yang ditanam harus pohon yang bisa hidup di medan apapun serta tidak membutuhkan perawatan ekstra (khusus).
"Lahan kritis daerah ini mencapai 15 ribu hektare dan sebagian besar berada di wilayah Malang selatan terutama di Kecamatan Donomulyo dan Ampelgading. Tahun depan kita upayakan di Kabupaten Malang sudah tidak ada lagi lahan kritis," tegasnya.
Menurut dia, setelah dilakukan pengkajian mendalam bagaimana cara menanam dan merawat, pohon yang cocok dan tidak banyak membutuhkan perawatan di antaranya adalah jenis sengon.
Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga akan menerapkan metode demplot bekerja sama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan (Posprohut) Bogor.
Dengan metode demplot tersebut, katanya, masyarakat tidak hanya bisa menghasilkan kayu, tapi juga berbagai jenis tanaman lain, seperti jahe yang bisa ditanam di bawah sengon.
Sementara Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang Abdul Malik mengakui, untuk mengatasi lahan kristis yang cukup luas di wilayah itu perlu sentuhan teknologi dan inovasi. Apalagi, lahan di daerah itu juga masih banyak yang tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal.
Malik mengatakan, inovasi yang bisa diterapkan di antaranya adalah budidaya bibit sengon dan lidah buaya yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai produk olahan.
"Kami akan memaksimalkan kerja sama dengan Posprohut Bogor untuk mengatasi lahan kritis di daerah ini, baik yang berada di kawasan hutan maupun di luar hutan," ujarnya.
Kabupaten Malang mempunyai luas wilayah sekitar 353.486 hektare. Luas hutan mencapai 108.542,56 hektare dengan rincian Hutan Lindung 39.737 hektare, Hutan Produksi 45.650 hektare, Hutan Konservasi 23.155,56 hektare serta Hutan Rakyat sekitar 42.000 hektare.(*)