Pacitan - Sejumlah petani tembakau di Kabupaten Pacitan mengkhawatirkan fluktuasi harga tembakau seiring mulai datangnya musin hujan selama sepekan terakhir. "Sebenarnya tidak hanya turunnya harga tembakau yang dikhawatirkan petani. Lebih dari itu, kami lebih khawatir jika tanaman tembakau rusak, karena sekarang sudah menjelang panen," kata Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Pacitan, Soewarno, Rabu. Menurutnya, apa yang dialami petani tembakau saat ini merupakan dampak dari mundurnya masa tanam. Dalam kondisi normal petani seharusnya mulai menanam tembakau pada bulan Juni, tetapi kenyataannya mereka baru bisa tanam pada bulan Juli sehingga ketika musim hujan datang, panen belum rampung. "Kalau hujan terus mutu tembakau kami bisa turun,” ujar salah seoranhg petani tembakau di Kecamatan Donorojo, Rusdi. Cuaca di pesisir selatan Jawa Timur maupun sekitarnya selama sepekan terakhir terus diselimuti mendung tebal. Hujan lebat bahkan telah beberapa kali terjadi di hampir semua wilayah Mataraman, seperti Madiun, Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar hingga Malang Selatan. Kondisi cuaca itu tidak menguntungkan bagi petani tembakau yang kebanyakan saat ini menanti masa panen. Selain berisiko merusak tanaman tembakau yang sudah dewasa, proses pengeringan tembakau rajangan petani terganggu. Hal itu karena tanpa panas matahari yang konstan, kadar air di daun tembakau akan tetap tinggi, sehingga berpengaruh pula terhadap mutunya. Kekuatiran petani cukup beralasan. Rusdi menjelaskan, untuk menghindari merosotnya mutu tembakau, ia harus berkerja ekstra keras dengan menyiapkan tempat penyimpanan sementara yang teduh. Sebaliknya apabila panas matahari muncul, petani harus kembali mengangkatnya ke lokasi penjemuran. Saat ini harga tembakau di pasaran berkisar antara Rp7.000 hingga Rp36.000 per kilogramnya. "Kalau tidak telaten menjemur harganya tentu akan anjlok," jelasnya. Menurut ramalan dari Badan Metereologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG), hujan diperkirakan turun pada akhir bulan Oktober. (*)
Petani Khawatirkan Fluktuasi Harga Tembakau Karena Hujan
Rabu, 17 Oktober 2012 20:21 WIB