AJI Nilai Polisi Lamban Tangani Penganiayaan Jurnalis
Kamis, 20 September 2012 10:08 WIB
Kediri - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri menilai polisi lamban menanangni kasus penganiayaan dua jurnalis televisi lokal di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, saat melakukan peliputan sengketa lahan di perkebunan Suwaru, Kecamatan Garum, Blitar.
"Sampai sekarang belum ada satupun tersangka dalam kasus penganiayaan jurnalis itu. Kami minta polisi tegas mengusut kasus ini," kata Ketua AJI Kediri, Yusuf Saputro di Kediri, Kamis.
Ia juga menegaskan, masalah itu jangan sampai berlarut-larut. Tindak kriminal yang dilakukan sekelompok orang yang mendukung perkebunan itu tidak melihat etika. Mereka sudah mengetahui jika jurnalis yang melakukan peliputan, justru menjadi korban kekerasan.
Pihaknya juga meminta, agar polisi tegas dan tidak terpengaruh dengan intimidasi. Dimungkinkan, dalam pengusutan kasus itu terdapat beberapa kelompok yang memengaruhi polisi, sehingga sengaja mengulur pengutusan kasus itu.
Sementara itu, Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Blitar AKP Ngadiman Rahyudin membantah sengaja mengulur waktu untuk penuntasan kasus itu. Ia mengatakan, saat ini kasus kekerasan yang mengakibatkan dua jurnalis televisi itu sudah masuk dalam lidik.
"Sekarang prosesnya sudah lidik. Kami sudah ada calon tersangka, namun memang belum kami tetapkan," katanya mengungkapkan.
Ia mengatakan, masih berusaha untuk melengkapi beberapa berkas. Rencananya, jurnalis korban penganiayaan juga akan dipanggil lagi. Bahkan, dari pemeriksaan yang awal lalu, jurnalis itu mempunyai rekaman video, sehingga dimungkinkan nanti juga akan meminta rekaman itu, dan dapat ditindaklanjuti untuk pengutusan kasus.
Sementara itu, Wiro, salah seorang jurnalis yang menjadi korban mengatakan memang polisi sudah menyinggung tentang rekaman saat penganiayaan. Ia masih akan membicarakan hal ini dengan rekan lainnya.
"Nanti masih akan ada pemeriksaan lagi. Kami juga berharap, polisi tegas mengusut kasus ini," katanya.
Sebelumnya, dua jurnalis televisi lokal di Kabupaten Blitar dianiaya sejumlah oknum yang diduga prodengan perkebunan pada Selasa (28/8). Dua jurnalis itu adalah Elis Faizin Buwono alias Wiro Faizin (38) jurnalis dari Rajawali Televisi (RTV), Khoirul Abadi (37), jurnalis SurabayaTV.
Dua jurnalis itu mengalami luka yang cukup serius, sehingga mereka sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngudi Waluyo Blitar.
Kasus sengketa lahan itu juga belum tuntas sampai sekarang. Pada Selasa (18/9) malam bentrok kembali terjadi di areal perkebunan. Sejumlah kelompok yang mendukung perkebunan nekat membawa alat berat yang rencanya akan meratakan tanaman tebu yang ada di perkebunan itu.
Masyarakat marah, sehingga nekat mendatangi lokasi kebun, dan terjadi bentrok. Salah seorang pendukung pengelola perkebunan, Rustam (40) asal Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, terluka di bagian kepala. Saat bentrok, ia terjebak di antara kerumunan warga, dan bagian kepalanya terluka. (*)