Tradisi "Megengan" Berkah bagi Pedagang Bunga Ziarah
Kamis, 19 Juli 2012 16:03 WIB
Malang - Tradisi "megengan" atau selamatan menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan yang diikuti dengan nyekar ke makam keluarga menjadi berkah tersendiri bagi para pedagang bunga ziarah di wilayah Kota dan Kabupaten Malang serta Kota Batu.
Salah seorang pedagang bunga untuk ziarah ke makam di sepanjang kawasan tempat pemakaman umum (TPU) Betek, Kota Malang, Sulasmi, Kamis, mengakui, tradisi ziarah yang bersamaan dengan megengan itu memang memberikan keuntungan cukup besar baginya.
"Nanti menjelang Lebaran juga sama, warga berbondong-bondong membeli bunga untuk ziarah ke makam keluarganya. Harga bunga ziarah pada hari-hari biasa jauh berbeda dengan musim megengan seperti sekarang ini," ujarnya.
Jika harga bunga ziarah pada hari-hari biasa antara Rp1.000-Rp1.500 per bungkus dengan bunga yang lengkap, pada musim megengan dan menjelang Lebaran bisa sampai 10 kali lipat. Memang, ada yang harganya tetap Rp1.500 atau Rp2.000, tapi jenis bunganya sedikit.
Menurut dia, selama sepekan terakhir ini penjualan bunga untuk nyekar ke makam sudah mulai ramai, karena orang-orang yang rumahnya jauh dari makam keluarga sudah mulai berdatangan untuk nyekar.
Ia mengaku, jika pada hari-hari biasa, bahkan malam Jumat Legi, dirinya hanya bisa menghabiskan bunga untuk nyekar paling banyak 100 bungkus, namun saat menjelang Puasa bisa mencapai 300 bungkus dengan harga paling murah Rp2.000 dan paling mahal Rp10 ribu/bungkus.
Menyinggung stok bunga selama permintaan dari masyarakat tinggi, Sulasmi mengatakan, tidak ada masalah, karena sudah ada langganan yang mengirim, sehingga tidak sampai kehabisan.
"Untuk menjaga kesegaran bunga yang dikirim dari pelanggan, bunganya kami simpan di kulkas dan bunga yang dijual di kawasan pemakaman hampir setiap satu jam sekali harus disiram," tandasnya.
Sejak awal pekan ini, sejumlah pemakaman mulai dipadati oleh peziarah, baik dari dalam maupun luar kota. Apalagi, satu hari menjelang puasa, jumlah peziarah semakin meningkat.
Salah seorang peziarah asal Tuban di TPU Betek (Jalan mayjen Panjaitan) Kota Malang, Safrianto mengatakan, dirinya bersama keluarga menyempat diri untuk ziarah ke makam kedua orang tuanya di Betek.
"Selain mendoakan almarhum dan almarhumah orang tua, kami juga membersihkan makam agar tidak sampai rumput yang tumbuh liar menutup areal pemakaman orang tua kami," katanya.(*)