RSD Pacitan Identifikasi Balita Suspect HIV/AIDS
Jumat, 18 Mei 2012 21:33 WIB
Pacitan - Tim medis di Rumah Sakit Daerah (RSD) Pacitan, Jawa Timur mengindetifikasi seorang pasien balita berusia 17 bulan yang diduga (suspect) menderita penyakit menular mematikan HIV/AIDS.
"Kalau hasil laboratorium sementara masih negatif, tapi tim dokter yang menangani masih curiga karena balita itu menderita diare berhari-hari namun tidak kunjung sembuh. Gejala klinis lain menunjukkan ciri-ciri ODHA (orang dengan HIV/AIDS) baru," ungkap Kepala Tata Usaha RSD Pacitan Boedi Hartoyo, Jumat.
Dijelaskannya, balita asal Kecamatan Kebonagung yang identitasnya disembunyikan tersebut masuk RSD Pacitan sejak sekitar dua pekan lalu, tepatnya mulai tanggal 8 Mei 2012. Tim medis yang menangani kasus tersebut awalnya mengira balita berjenis kelamin laki-laki tersebut hanya menderita diare biasa.
Namun setelah dirawat selama enam hari dan tidak kunjung ada perbaikan kesehatan, dokter anak yang menangani mulai curiga. Serangkaian pemeriksaan awal kemudian dilakukan pihak tim dokter, baik tindakan medis maupun hasil interview terbatas dengan pihak keluarga si balita.
Hasilnya, setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh dan mengambil beberapa sampel darah serta air liur si balita, dokter mulai mencurigai kemungkinan adanya HIV/AIDS pada tubuh bayi.
Meski indikasi adanya potensi virus memastikan jenis HIV/AIDS menguat, manajemen rumah sakit tidak serta merta mengisolasinya di ruang perawatan khusus.
Pertimbangan pihak rumah sakit karena dari tiga kali pemeriksaan laboratorium, seluruhnya dinyatakan negatif. Namun, bayi tersebut tetap dirujuk ke rumah sakit dr Soedono, Madiun untuk mendapatkan perawatan atas penyakit diare yang dideritanya.
Namun demikian pemeriksaan ulang darah dari bayi itu bakal dilakukan kembali tiga bulanmendatang. Hal itu dilakukan untuk memastikan dugaan pihak medis tentang terjangkitnya HIV/AIDS di dalam tubuh bayi laki-laki itu.
Selain itu, pihak rumah sakit juga ingin memeriksa orang tua bocah itu. "Sangat perlu diperiksa lagi dan di sini (RSD) sudah ada fasilitasnya," ujar Boedi.
Boedi menjelaskan, selama kurun waktu Januari sampai pertengahan Mei ini sudah ada tiga
orang. Semuanya berjenis kelamin laki-laki, satu orang di antaranya bahkan diketahui telah meninggal dunia.
Mereka yang terjangkit penyakit mematikan tersebut rata-rata masih berada di usia produktif, yakni antara usia 20-49 tahun. Kondisi itu tentu sayangkan. Karena setelah dinyatakan positif menderita HIV/AIDS, aktivitas penderita menjadi terganggu. Belum lagi muncul stigma sosial dari masyarakat.
Sementara itu, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kabupaten Pacitan sebanyak 49 orang.
umlah itu merupakan angka akumulasi penderita selama sekitar 6 tahun, yaitu sejak tahun 2005 hingga pertengahan Mei 2012 ini.
Dari puluhan ODHA itu, sedikitnya sebelas orang diantaranya telah meninggal dunia. Untuk penularannya ada banyak faktor, seperti, kehidupan seks tidak sehat dan bayi yang tertular saat di kandungan ibunya yang menderita paling tidak hal itu pernah disampaikan oleh Sekretaris Dinkes setempat Iman Darmawan beberapa waktu lalu. (*)