Negara Berkembang Butuh Peluang di Kancah Internasional
Minggu, 22 April 2012 21:27 WIB
Jakarta - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan para pemangku kepentingan (stakeholder) keuangan global harus memberikan kesempatan dan peran bagi negara berkembang untuk berkontribusi dalam kancah internasional.
"Banyak rakyat di negara-negara berkembang masih belum merasakan arti kemakmuran," kata Menlu Marty Natalegawa dalam pidato di sesi pembukaan Pertemuan Tingkat Menteri Negara Anggota G77 dan Pemerintah China dalam Konferensi Perdagangan dan Pembangunan PBB (UNCTAD) ke-13 di Doha, Qatar, Sabtu (21/4).
Berdasarkan siaran pers yang diterima ANTARA pada hari Minggu, Marty dalam pidatonya juga mengatakan meskipun negara-negara berkembang saat ini juga telah mengalami peningkatan dalam bidang ekonomi, namun masih terjadi perbedaan tingkat pembangunan jika dibandingkan dengan negara maju.
Menurut dia, untuk menyikapi hal tersebut, perundingan "Doha Round" harus segera diselesaikan.
"Hal ini penting untuk dapat memastikan adanya sistem perdagangan dunia yang adil, transparan, dan terbuka," katanya.
Marty menambahkan tantangan yang dihadapi negara-negara berkembang saat ini sangat kompleks sehingga pendekatan yang mengedepankan pertentangan tidak dapat lagi digunakan untuk menghadapi tantangan global.
"Alih-alih pertentangan, untuk menjawab tantangan ini diperlukan pendekatan kemitraan agar dapat mencapai kemakmuran bersama," katanya.
Kunjungan Marty ke Doha, Qatar, dalam rangka menjadi wakil Indonesia dan sebagai ketua G77-China, dia memimpin pertemuan tingkat menteri kelompok tersebut di sela sidang UNCTAD ke-13.
Pertemuan Tingkat Menteri G77 dan China tersebut bertujuan mempersiapkan posisi dan kepentingan bersama negara berkembang dalam menghadapi pertemuan UNCTAD ke-13.
Pertemuan UNCTAD ke-13 akan berlangsung selama lima hari, 21--26 April, dan akan diikuti perwakilan dari 132 negara berkembang.
Konferensi Perdagangan dan Pembangunan PBB (UNCTAD) merupakan badan PBB yang didirikan pada tahun 1964 dan memiliki mandat untuk mendorong integrasi negara berkembang ke dalam perekonomian dunia melalui penciptaan tata ekonomi dan perdagangan dunia yang mendukung.(*)