30 Dokter Berbagi Pengalaman Tentang Penyumbatan Jantung
Sabtu, 3 Maret 2012 9:09 WIB
Jakarta - Sebanyak 30 dokter jantung berbagi pengalaman tentang penanganan penyumbatan total kronis atau chronics total occlusion (CTO) pada pasien penyakit jantung koroner dengan menggunakan teknik intervensi non-bedah atau percutaneous coronary intervention atau PCI.
Ahli jantung Rumah Sakit Binawaluya, Dr. Dr Muhammad Munawar, dalam pernyataannya kepada pers yang diterima di Jakarta, Sabtu, menyatakan CTO adalah keadaan saat salah satu atau lebih pembuluh darah koroner mengalami penyumbatan yang bersifat kronik.
Angka kejadian CTO berjumlah 20 persen hingga 30 persen dari seluruh pasien yang menjalani kateterisasi jantung koroner, ujar dokter Muhammad Munawar.
Menurut Munawar, bagian pembuluh darah yang mengalami penyumbatan karena sifatnya yang kronik, umumnya sudah mengeras atau bahkan mengalami pengapuran yang bersifat keras.
Untuk membuka penyumbatan itu, para pasien CTO biasanya harus menjalani operasi bypass --yang berisiko dan membutuhkan masa pemulihan jauh lebih lama, ucapnya.
Ia menambahkan dengan kemunuculan teknik baru melalui intervensi non-bedah, maka penyumbatan yang dialami pasien dapat dibuka tanpa operasi dengan menggunakan stent dan balloon.
Teknik terbaru tersebut mampu mencapai angka keberhasilan 80 persen, tegasnya.
Muhammad Munawar mengatakan, pada intinya tindakan PCI pada kasus CTO adalah membuka penyumbatan koroner jantung.
Setelah lesi berhasil ditembus dan dibuka dengan menggunakan balon, kemudian pembuluh darah tersebut disanggah dengan menggunakan stent (kawat tipis), katanya.
Walau tindakan PCI itu lebih sulit dan belum umum dilakukan, lanjut dia, penerapan pada pasien rumah sakit Jantung Binawaluya, teknik itu terbukti memiliki tingkat keberhasilan sebesar 85 persen dan diharapkan ke depan dapat mencapai 90 persen.
Selain teknik tersebut dinilai lebih aman, pasien pun hanya butuh satu hingga dua hari masa pemulihan saja, katanya.
Menurut dia, pada 2011 terdapat 85 kasus CTO di Indonesia yang ditangani dengan tindakan PCI dan saat ini RS Jantung Binawaluya adalah salah satu dari dua RS jantung di Indonesia yang menangani kasus CPO.
Karena itu, RS Jantung Binawaluya berbagi pengalaman tentang kasus konkret yang diikuti 30 dokter ahli jantung se Indonesia, ucapnya.
Menurut Munawar, rumah sakit tersebut sepanjang tahun 2011 telah menerima 350 pasien penyakit jantung yang sekitar 80 persen di antara mereka telah dapat diatasi dengan teknik CTO.
"Kami berharap para dokter di setiap rumah sakit dapat menangani pasien jantung dengan baik, karena kalau tidak diatasi dengan cepat, maka pasien dalam waktu 30 menit akan mati," katanya.
Sementara itu, Distributor PT Nugra Karsera, Yohana Astrida Gumelar mengatakan, mendukung perkembangan teknik penanganan penyakit jantung koroner di Indonesia.
"Abbot Vascular" memiliki produk baru yang dapat memfasilitasi pengerjaan teknik baru CTO seperti progress Guide Wire, Minitrek Over The Wire ballons dan Xience Prime (Stent berlapis obat everolimus.
"Dengan produk terbaru itu, kami yakin penanganan penyakit jantung koroner di Indonesia akan lebih baik lagi, " katanya. (*)