Ankara (ANTARA) - Perdana Menteri Nepal Khadga Prasad Sharma Oli pada Rabu mendesak masyarakat untuk membantu korban banjir yang telah menewaskan 224 orang, dan puluhan lainnya masih hilang.
Menurut The Himalayan Times, Sharma Oli mengatakan kepada wartawan bahwa kehancuran dan skala bencana melampaui persiapan awal yang dilakukan pemerintah.
"Ini tidak hanya penderitaan pemerintah, tetapi penderitaan bangsa. Kita semua sangat terdampak oleh bencana ini," kata Oli, seperti dilaporkan surat kabar harian tersebut.
Pernyataan tersebut dia sampaikan menyusul reaksi publik atas lambatnya respons pemerintah terhadap krisis dan kurangnya bantuan dan pertolongan kemanusiaan.
Oli juga memerintahkan pihak berwenang untuk sepenuhnya memanfaatkan sumber daya negara untuk mengatasi krisis yang sedang berlangsung.
Beberapa pejabat melaporkan bahwa jumlah korban meningkat menjadi 224 orang, termasuk 35 anak-anak, sementara 158 orang luka-luka dan 24 lainnya masih hilang.
Banjir besar tersebut, yang dimulai pada Kamis dan berlanjut selama 48 jam, menyebabkan kerusakan parah terhadap sistem infrastruktur dan komunikasi di seluruh negara itu.
Menurut harian The Kathmandu Post, bencana tersebut menyebabkan kerugian sekitar 17 miliar rupee Nepal (sekitar Rp1,94 triliun).
Sebanyak 16 pembangkit listrik tenaga air (PLTA) juga rusak, sehingga mengurangi produksi listrik Nepal, sementara 18 proyek lain yang sedang dibangun juga terkena dampak, kata sekretaris kepala pemerintahan Eak Narayan Aryal pada Selasa.
Pemerintah telah mengerahkan tentara di beberapa daerah untuk membantu pemerintah setempat dalam memulihkan lalu lintas dan membuka kembali jalan. Sebanyak 17 ruas jalan di sepanjang berbagai jalan raya masih terblokir karena kerusakan parah akibat tanah longsor dan banjir.
Bencana tersebut terjadi setelah hujan deras pada Kamis memicu banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah.
Sumber: Anadolu-OANA
PM Nepal imbau masyarakat bantu korban banjir saat korban meningkat
Kamis, 3 Oktober 2024 12:03 WIB