Studi: Mental akan Baik Tanpa Makanan "Sampah"
Kamis, 29 Desember 2011 11:16 WIB
Orang tua dengan tingkat lebih tinggi asam lemak omega 3 dan vitamin tertentu di dalam darah mereka memiliki catatan lebih baik dalam pemeriksaan ketepatan mental dibandingkan dengan mereka yang memakan "makanan sampah", demikian hasil satu studi yang disiarkan Rabu (28/12).
Studi tersebut diterbitkan di Neurology, jurnal dari American Academy of Neurology, juga memperlihatkan makanan yang lebih baik dapat membantu mengurangi penyusutan otak yang biasanya berkaitan dengan penyakit Alzheimer's.
"Pendekatan ini jelas memperlihatkan aktivitas syaraf dan biologi yang berkaitan dengan tingkat gizi sesungguhnya, yang baik dan jahat," kata Maret Traber, pemimpin penyelidik di Linus Pauling Institute dan sesama peneliti studi tersebut.
Para peneliti di lembaga di Oregon State University itu melakukan studi tersebut, salah satu yang pertama yang semacam itu, bersama para ilmuwan dari Oregon Health and Science University di Portland, Amerika Serikat.
Studi itu, yang dilakukan di antara 104 orang yang rata-rata berusia 87 tahun, secara khusus mengukut luasnya tingkat gizi darah dan bukan hasil dasar mengenai daftar pertanyaan, yang kurang tepat dan kurang bisa diandalkan.
"Vitamin dan gizi yang anda peroleh dari memakan banyak buah, sayuran dan ikan dapat diukur di dalam penanda-bio darah," kata Traber sebagaimana dikutip AFP --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Kamis (29/12).
"Saya orang yang sangat percaya semua gizi ini memiliki potensi kuat untuk melindungi otak anda dan membuatnya bekerja lebih baik," katanya.
Para peneliti itu menyatakan dampak positif dari tingkat tinggi vitamin B, C, D dan E, serta minyak sehat yang kebanyakan ditemukan pada ikan, pada ukuran otak dan kecepatan.
Orang dengan asupan trans-fat --yang umum ditemukan pada makanan yang digoreng, makanan cepat saji dan makanan lain yang kurang sehat-- tak memberi penampilan baik dalam tes kognitif.
Para peneliti mendapati meskipun usia dan pendidikan mempengaruhi penampilan dalam tes kognitif, status gizi memainkan peran 17 persen dalam variasi nilai, dan 37 persen dalam perbedaan volume otak.
Di antara mereka yang ikut dalam studi tersebut, tujuh persen memperlihatkan penurunan vitamin B12, dan 25 persen tak memiliki cukup banyak vitamin D di dalam sistem tubuh mereka.
Para ilmuwan memeriksa 30 penanda-bio gizi yang berbeda. Selain itu, 42 peserta menjalani pemeriksaan MRI untuk mengukur volume otak mereka.
"Temuan ini dilandasi atas rata-rata orang yang menyantap makan umum di Amerika," kata Traber.
"Jika ada orang yang saat ini mempertimbangkan tindakan Tahun Baru guna meningkatkan makanan mereka, ini tentu saja akan memberi mereka alasan untuk memakan lebih banyak buah dan sayuran," katanya.
Peneliti lain Gene Bowman dari Oregon Health and Science University menambahkan meskipun hasilnya perlu dikonfirmasi, "sangat menggairahkan bahwa orang memiliki potensi untuk menghentikan penyusutan otak mereka dan mempertahankan ketajamannya dengan menyesuaikan makanan mereka". (*)