Bupati Pamekasan Minta Camat Sosialisasi Deteksi Bencana
Senin, 5 Desember 2011 22:35 WIB
Pamekasan - Bupati Pamekasan Kholilurrahman, meminta para camat di wilayahnya segera melakukan sosialisasi deteksi dini tanda-tanda bencana angin puting beliung kepada warga.
"Ini penting secepatnya dilakukan agar masyarakat bisa memahami dan melakukan antisipasi, jika akan ada bencana angin puting beliung, seperti yang telah terjadi di Pamekasan ini," kata Kholilurrahman kepada pers saat mengunjungi lokasi korban puting beliung di Desa Larangan Slampar, Kecamatan Tlanakan, Senin.
Angin puting beliung, kata dia, tidak datang secara tiba-tiba, akan tetapi didahului dengan gejala alam. Seperti awan menggumpal dan terlihat adanya pusaran angin.
Jika kondisi alam sudah seperti itu, maka masyarakat hendaknya jangan bertahan di dalam rumah, akan tetapi lebih baik berada di tanah lapang yang jauh dari pepohonan.
"Saya kira warga belum banyak yang memahami gejala alam seperti ini. Sehingga perlu dilakukan sosialisasi oleh para camat," kata Kholilurrahman.
Menurut bupati, peristiwa angin puting beliung yang terjadi di wilayah Kecamatan Tlanakan dan menyebabkan seorang siswa tewas dan 14 orang lainnya luka-luka itu, salah satunya, karena mereka belum pahan akan tanda-tanda adanya angin puting beliung.
Oleh karenanya sosialisasi sebagai upaya antisipasi dini perlu terus dilakukan oleh semua pihak, termasuk para camat, lurah dan kepala desa se Pamekasan.
"Saya minta camat bisa berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terkait upaya sosialisasi memberikan pemahaman akan tanda-tanda bencana ini," kata Bupati Kholilurrahman.
Selain angin puting beliung, menurut bupati, yang juga perlu disosialisasikan kepada masyarakat ialah upaya penanggulangan serta cara menyelamatkan dari berbagai jenis bencana alam lainnya. Semisal gempa bumi dan banjir.
Di Pamekasan, jenis bencana alam yang sering terjadi dalam tiga bulan terakhir ini adalah angin puting beliung.
Pada akhir Oktober lalu, angin puting beliung melanda wilayah Kecamatan Palengaan, dan menyebabkan sebanyak 52 bangunan di wilayah itu rusak, serta menyebabkan seorang warga patah tulang karena tertimpa bangunan roboh.
Sementara pada awal Desember ini, angin puting beliung melanda tiga wilayah kecamatan, yakni Kecamatan Pakong, Kecamatan Proppo dan Kecamatan Tlanakan dan menyebabkan sebanyak 32 bangunan rusak, serta seorang siswa meninggal dunia.
Di Kecamatan Pakong jumlah bangunan rusak sebanyak 26 unit, di Kecamatan Proppo sebanyak empat unit, sedangkan di Kecamatan Tlanakan sebanyak dua unit. (*)