Tulungagung - Sedikitnya 12 pelajar setingkat SMA di Kabupaten Tulungagung positif teridentifikasi menderita HIV/AIDS yang diduga menular akibat perilaku seks bebas serta penggunaan narkoba. "Jumlah sebenarnya tidak pasti, tapi kira-kira ada sekitar 12-an yang terdiri dari kalangan pelajar setingkat SMA dan mahasiswa," kata Koordinator Program Komite Penanggulangan Aids (KPA) Tulungagung, Ifada Nur Rokhmaniah, Kamis. Ifada tidak menjelaskan lebih rinci soal keberadaan para pelajar maupun mahasiswa yang masih aktif di lembaga pendidikan masing-masing. Namun, ia memastikan bahwa perkembangan kasus yang menimpa ke-12 remaja yang masih aktif bersekolah itu tetap terpantau. Lebih lanjut Ifada menjelaskan, kasus yang menimpa belasan pelajar dan mahasiswa itu telah terdeteksi sejak tahun 2008 setelah masing-masing melakukan pemeriksaan di klinik VCT (Voluntary, Counseling and Testing) Seruni di RSUD dr Iskak. Hasilnya, berdasarkan evaluasi yang dilakukan KPA Tulungagung, mayoritas penularan HIV/AIDS yang menimpa sejumlah pelajar tersebut karena perilaku seks bebas di kalangan remaja setempat. "Tren ini (pergeseran) terjadi sejak tahun 2008, dan dari tahun ke tahun kecenderunganya semakin kuat," ujarnya. Pergeseran pola dan sasaran penularan dari kelompok risiko tinggi ke kelompok risiko rendah atau tidak langsung inilah yang kini menjadi perhatian serius KPA. Menurut dia, angka kasus pada kelompok risiko rendah semakin meningkat. Selama kurun bulan November saja, kata Ifada, KPA mengidentifikasi sebanyak tujuh orang penderita baru. Ifada yang juga Humas Panitia Gabungan Hari AIDS se-Dunia di Tulungagung ini mengungkapkan, jumlah kasus HIV/AIDS di Tulungagung tercatat telah mencapai 436 kasus, dengan 142 di antaranya meninggal dunia. Ia mengisyaratkan, kasus HIV/AIDS yang terdeteksi di Klinik Seruni RSUD dr Iskak hingga saat ini memiliki kecenderungan terus meningkat. Ifada berharap penanganan kasus HIV/AIDS tidak lagi berkutat pada kelompok-kelompok risiko tinggi, tetapi sudah waktunya intervensi penanganan dilakukan pada kelompok yang sebelumnya dipandang berisiko rendah seperti halnya kalangan pelajar dan ibu rumah tangga. "Mari kita kawal Perda Penanggulangan HIV/AIDS Nomor 25 Tahun 2010 agar bisa menjadi payung hukum yang yang aplikatif dan efektif," pungkasnya. (*)
12 Pelajar Tulungagung Idap HIV/AIDS
Kamis, 1 Desember 2011 20:46 WIB