Surabaya (ANTARA) - Kota Surabaya sukses menyabet lima jenis penghargaan berbeda pada bidang lingkungan di tahun 2024, yakni "Adipura Kencana 2023", "Program Iklim Kampung", "Adiwiyata Mandiri Tahun 2023", "Adiwiyata Nasional Tahun 2023", dan "Green Leadership Nirwasita Tantra" Tahun 2022.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan penghargaan Adipura Kencana 2023 dilepaskan dari kerja keras seluruh pihak di wilayah setempat.
"Alhamdulillah kami bisa meraih Adipura Kencana yang kedelapan kalinya berturut. terima kasih ini semua berkat dukungan anda semuanya," kata Eri melalui keterangan resmi yang diterima di Surabaya, Kamis.
Dia menyebut penghargaan ini menjadi implementasi kegotongroyongan yang ditunjukkan masyarakat dalam rangka membangun Kota Surabaya.
"Semoga penghargaan ini memberikan semangat kepada kami dan menunjukkan kepada kami, bahwa Kota Surabaya dibangun dengan rasa kekeluargaan dan kebersamaan," ujarnya.
Sementara, "Adipura Kencana" dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang diraih Kota Surabaya masuk dalam kategori Kota Metropolitan Tahun 2023.
Penghargaan itu merupakan yang tertinggi bagi kabupaten/kota di Indonesia pada bidang pengelolaan lingkungan hidup.
Kemudian, penghargaan selanjutnya adalah "Adiwiyata Mandiri" dan "Adiwiyata Nasional" yang merupakan bentuk penilaian dari tingginya kesadaran lingkungan oleh seluruh siswa SD-SMP Surabaya untuk menciptakan Perilaku Ramah Lingkungan Hidup (PRLH) di lingkungan sekolah.
Sebanyak satu sekolah menerima penghargaan "Adiwiyata Mandiri" dan sembilan sekolah meraih "Adiwiyata Nasional".
Selain "Adiwiyata", Surabaya berhasil meraih penghargaan "Program Iklim Kampung" sebagai bentuk apresiasi kepada masyarakat karena mampu melakukan upaya mitigasi dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim di wilayahnya.
Sebanyak 1 RW di Kota Surabaya mendapatkan penghargaan "Program Iklim Kampung" kategori "Lestari" dan 10 RW meraih penghargaan "Program Iklim Kampung" kategori "Utama".
Sementara itu, Wali Kota Surabaya menerima penghargaan pembina "Program Iklim Kampung" tingkat kabupaten/kota.
Tak hanya itu, Kota Surabaya juga meraih penghargaan "Green Leadership Nirwasita Tantra" dari KLHK kepada kepala daerah dan pemerintah daerah yang berhasil merumuskan serta menerapkan kebijakan sesuai prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
"Nirwasita Tantra" yang diserahkan pada 2023 merupakan penghargaan yang diraih selama delapan kali berturut oleh Kota Surabaya.
Sebagai wujud syukur dan terima kasih Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kepada seluruh stakeholder, Piala Adipura Kencana itu diarak dari Jalan Ahmad Yani menuju Taman Surya Balai Kota Surabaya menggunakan jeep wheelis, Rabu (6/3).
Wali Kota Eri Cahyadi didampingi Ketua TP PKK Surabaya, Rini Indriyani memimpin arak-arakan Adipura Kencana bersama sejumlah penghargaan lain di bidang lingkungan hidup.
Di sepanjang rute pawai, masyarakat bersama ratusan pelajar SMP hingga Kader Surabaya Hebat (KSH), tampak antusias menyambut beberapa penghargaan yang berhasil diraih Kota Surabaya.
Bahkan, di Balai Kota Surabaya, pemkot secara khusus menggelar pesta rakyat dengan menyediakan panggung hiburan dan makanan untuk para petugas kebersihan, pelajar, KSH serta masyarakat.
"Kami bisa ditunjukkan bahwa kami sebagai manusia, punya derajat, harkat dan martabat yang sama dalam membangun kota ini," tutur Eri.
Pemkot Surabaya pun berkomitmen untuk mempertahankan Adipura Kencana dengan merancang inovasi baru, sama seperti yang dilakukan di tahun 2024.
"TPS 3R tahun ini sudah nambah, tapi tahun depan akan nambah lagi. Karena TPS 3R ini salah satu faktor yang memisahkan ketika (sampah) dari rumah menuju Bank Sampah Kota. Maka yang bisa dihancurkan di TPS 3R menjadi pupuk dan kompos kita lakukan di sana. Sisanya baru kita bawa ke Bank Sampah Kota seperti botol plastik dan lainnya," ucap dia.
Pemkot Surabaya juga fokus pada pemilahan sampah di setiap lingkungan RW yang nantinya dimasukkan ke dalam indikator penilaian Kampung Surabaya Hebat atau sebelumnya bernama "Surabaya Smart City" (SSC).
"Jadi pada waktu lomba Surabaya Smart City, maka di RW nanti yang dinilai adalah kilogramnya sampah di RW itu berapa. Apabila semakin kecil (sampah), maka dialah yang menjadi terbaik," katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Dedik Irianto menerangkan, bahwa kebersihan dan pengelolaan sampah di pasar juga menjadi salah satu indikator penilaian Adipura Kencana.
Dalam penilaian yang dilakukan Kementerian LHK, setiap pasar diminta dapat menyediakan tempat pengolahan sampah.
"Seperti yang dinilai kemarin itu di Pasar Pucang, Pasar Keputran dan Pasar Wonokromo," kata Dedik.
Menurut Dedik, dewan penilai Adipura Kencana berharap, ke depan setiap pasar tradisional di Kota Surabaya dapat dilengkapi tempat pengolahan sampah.
"Dewan penilai Adipura Kencana maunya agar di pasar sampah harus sekaligus diolah, ada pengolahan komposnya. Pastinya ke depan supaya kita bisa mempertahankan Adipura Kencana," ucapnya. (ADV)