Remaja di Kabupaten Kediri Belum Sadar Penularan HIV/AIDS
Rabu, 19 Oktober 2011 18:15 WIB
Kediri - Para remaja di Kabupaten Kediri ternyata masih belum banyak yang sadar akan risiko penyakit HIV/AIDS serta proses penularannya.
"Kami telah lakukan survei dengan mengambil sampel penduduk usia 15-24 tahun. Masih banyak yang belum mengetahui tentang penularan HIV/AIDS. Pengetahuan mereka masih rendah," kata Kepala Seksi Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, Nur Munawaroh di Kediri, Rabu.
Ia mengatakan, dalam survei itu telah melibatkan 167 orang rata-rata usia remaja. Ada lima pertanyaan yang diberikan di antaranya tentang pengurangan risiko penularan HIV/AIDS menggunakan kondom, saling setia bisa mengurangi risiko penularan.
Berikutnya, bisakah penularan lewat alat makan atau minum secara bersama dengan seseorang yang sudah terinfeksi sebelumnya, bisakah penularan lewat gigitan nyamuk atau serangga, dan mengetahui seseorang sudah terinfeksi hanya dari ciri-ciri fisik.
Nur menyebut, dari lima pertanyaan dasar tersebut, ternyata yang diketahui jawabannya salah dan terbanyak adalah pertanyaan tentang HIV/AIDS lewat gigitan nyamuk atau serangga di mana ada 52 yang menjawab salah, padahal harusnya tidak bisa tetapi dijawab bisa, dan kedua adalah media penularan lewat alat makan, dengan jumlah yang salah mencapai 47,dimana harusnya media alat makan itu tidak dapat menularkan penyakit HIV/AIDS, tetapi dijawab dapat menularkan.
"Ini menunjukkan masih rendahnya pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS. Penyakit ini tidak dapat berkembang di tubuh serangga, jadinya virus HIV/AIDS tidak akan bertahan dan mati di tubuh serangga. Orang tidak akan terinfeksi dengan virus ini. Begitu juga dengan alat makan, tidak akan menularkan virus," terang Nur.
Jumlah pasien penderita HIV/AIDS di Kabupaten Kediri mencapai 283 orang, di mana 74 di antaranya meninggal dunia. Usia para penderita ini juga bervariatif mulai anak, hingga dewasa.
Diketahui, untuk yang umur anak-anak ada sekitar 15 yang dilahirkan dari ibu yang menderita HIV/AIDS, sementara yang dewasa, mulai 15-24 tahun ada 44 penderita, usia 25-39 tahun ada 156 penderita, serta sisanya adalah usia 40-49 tahun.
Ia juga menyebut, para remaja ini sangat rentan tertular penyakit yang menggerogoti tubuh manusia ini. Tingkat kesadaran mereka tentang penyakit ini masih rendah. Beberapa kasus, mereka banyak terlibat dalam penggunaan narkotika serta berhubungan badan atau seks bebas.
"Dari data yang ada di kami, untuk status pelajar ditemukan ada satu sementara yang mahasiswa ada satu juga. Kondisi mereka saat ini masih baik," ucapnya.
Walaupun ada yang dari kalangan pelajar, secara pekerjaan tetap didominasi oleh pekerja seks perempuan yang mencapai 43 persen dan ibu rumah tangga hingga 15 persen. Rata-rata, temuan kasus di kabupaten banyak yang menimpa perempuan hingga 67 persen, daripada para pelanggan maupun kelompok risiko tinggi lainnya.
Ia berharap, dengan kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran, terutama para remaja yang merupakan tonggak negara ini. Ia juga minta, agar para remaja ini juga menyampaikan kepada rekannya maupun orang-orang di lingkungannya untuk menghindari dan waspada serangan virus ini, terutama untuk tidak melakukan seks bebas.