Pemprov Jatim Lakukan Pendataan Sumur Bor
Kamis, 6 Oktober 2011 20:45 WIB
Malang - Pemerintah Provinsi Jawa Timur berencana melakukan pendataan terhadap keberadaan sumur bor yang ada di wilayah setempat, tujuannya untuk menanggulangi kekeringan yang melanda beberapa kawasan.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo di Kota Malang, Kamis, mengatakan, kekeringan yang melanda beberapa kawasan di Jatim, diakibatkan kurang kuatnya sedotan sumur bor milik warga, sebab sumur bor yang ada saat ini hanya berkedalaman antara 10 hingga 20 meter.
"Sumur bor yang dimiliki warga dengan kedalaman 10 hingga 20 meter akan didata, dan kami berencana melakukan pengeboran hingga di bawah 100 meter, agar air artesis bisa keluar, sebab kekeringan yang ada itu akibat sumur bor yang dimiliki warga itu," katanya.
Soekarwo mengaku, pemprov akan membicarakan masalah pendataan ini dengan sejumlah intansi dalam waktu dekat, sehingga bisa diwujudkan dan masalah kekeringan di sejumlah daerah bisa teratasi.
"Kami akan membicarakan masalah pendataan sumur bor milik warga yang mempunyai kedalaman antara 10 hingga 20 meter dengan instansi terkait," katanya.
Soekarwo menegaskan, kekeringan yang melanda dalam beberapa pekan di Jatim tidak sampai menganggu ketahanan pangan, sebab masih bisa diatasi oleh pemerintah daerah.
"Tidak sampai mengganggu ketahanan pangan, hanya ketahanan minum saja, meski demikian sejumlah pemda masih bisa mengatasinya," katanya.
Sebelumnya, Soekarwo menyebutkan, sekitar 300 desa pada 16 kabupaten di Jatim mengalami kekeringan akibat terjadinya perebutan air untuk lahan pertanian dan minum.
Namun jumlah itu berkurang setelah kebutuhan air untuk pertanian diharuskan menggunakan sumur artesis atau sumur yang kedalamannya jauh di dalam tanah, dan berada di antara dua lapisan kedap air.
"Awalnya, ada 417 desa di 21 kabupaten/kota yang mengalami kekeringan, tapi hal itu sudah berkurang setelah kebutuhan air untuk pertanian diharuskan menggunakan sumur artesis," katanya. (*)